Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Danny Pomanto Bawa Kuliah Umum di PPs UNM

Pada kesempatan tersebut, Danny Pomanto memberikan kuliah umum terkait revolusi pendidikan.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang kerap disapa Danny Pomanto, memberikan kuliah umum di hadapan 658 mahasiswa baru, Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (10/3/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang kerap disapa Danny Pomanto, memberikan kuliah umum di hadapan 658 mahasiswa baru, Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (10/3/2017). 

Pada kesempatan tersebut, Danny Pomanto memberikan kuliah umum terkait revolusi pendidikan.

Baca: Pertama Kali, PPs UNM Terima Mahasiswa Baru di Semester Ganjil

Menurutnya, saat ini dirinya tengah merancang sebuah sistem yang dinamakan revolusi pendidikan.Penggunaan kata revolusi sendiri karena kecepatan pada perkembangan zaman saat ini. 

Menurut Danny, zaman terus berkembang dan tidak statis, namun kita cenderung tertinggal dari perkembangan terutama pada perkembangan teknologi.

“Dengan ini diperlukan inovasi pendidikan untuk mempercepat proses pendidikan. Selain itu, kita harus memiliki kemampuan beradaptasi agar bisa menang dalam mengadapi perkembangan zaman," kata Danny.

Danny Pomanto menjelaskan, jika model adaptasi saat ini adalah dengan melihat kecepatan perkembangan zaman.

 “Paradigma adaptasi saat ini sudah berubah, saat ini yang unggul adalah mereka yang cepat,” jelasnya.

Tak hanya itu, banyak yang melihat pendidikan dari kacamata yang sempit, sehingga menganggap pendidikan hanya pada sekolah. 

Baca: PPs UNM Tingkatkan Sistem Pelayanan dan Keuangan

Padahal menurut Danny Pomanto, pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu pendidikan di rumah tangga, di sekolah dan di lingkungan sosial. 

“Di rumah menjadi pondasi dasar pendidikan, di sekolah pengisian secara formal, dan lingkungan social sendiri adalah pendidikan dari kehidupan secara langsung,” terangnya.

Lanjut Danny, banyaknya remaja yang saat ini menyimpang, seperti halnya geng motor, merupakan salah satu ketidaksiapan dan kurangnya pendidikan yang bisa mengarahkan remaja tersebut yang sebenarnya memiliki bakat yang sangat baik.

“Pendidikan keluarga yang tidak baik, ditambah dengan tidak dterimanya pada pendidikan formal, dan mendapat lingkungan yang kurang baik, sehingga tidak ada tempat penyaluran bakat, maka itulah yang membuat anak-anak remaja kita menjadi tidak terarah,” ungkapnya.

Dengan demikian untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman kedepan, masyarakat harus mampu memperbaiki tiga lingkungan pendidikan tadi, sehingga pendidikan tidak berdiri sendiri pada pendidikan formal saja.   (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved