Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Kisah Anggota KPU Enrekang yang Keliling Desa Mengajak Warga Berperilaku Jujur

Namun pada saat sekarang ini, sifat kejujuran tersebut perlahan mulai luntur tergerus oleh godaan kekuasaan dan materi.

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
Muh Azis Albar/Tribunenrekang.com
Rahmawati Karim 

TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Kejujuran sebenarnya sifat dasar yang ada dalam diri manusia yang diberikan oleh penciptanya agar diterapkan dalam kehidupan.

Dari kejujuran tersebutlah akan terbentuk sebuah kehidupan yang tenteram, aman dan damai.

Namun pada saat sekarang ini, sifat kejujuran tersebut perlahan mulai luntur tergerus oleh godaan kekuasaan dan materi.

Sehingga orang-orang jujur sudah jarang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Alasan tersebutlah yang mendorong aktifis perempuan yang merupakan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Enrekang, Rahmawati Karim, untuk mengajak orang berprilaku jujur.

Menurutnya, kemiskinan dan kerusakan itu terjadi karena merosotnya nilai-nilai kejujuran dalam diri manusia.

Sosok perempuan berhijab ini kemudian membuat sebuah komunitas dan organisasi yang mengajak orang berprilaku jujur.

Komunitas Massikolah, Gerakan Enrekang Tanpa Korupsi (Gertak), Pemerhati anak dan perempuan (Paper) merupakan organisasi yang dibentuknya untuk mengajak orang jujur dan tolong menolong.

Dari organisasi tersebut dia kemudian bergerak menuju ke desa-desa dan sekolah-sekolah membuat untuk mengajak orang berprilaku jujur dan tolong menolong dalam kehidupan.

Dan itu Ia lakukan setiap pekan di waktu luangnya, usai melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai komisioner KPU Enrekang.

"Untuk mencegah mata rantai kemiskinan di Indonesia kita harus tanamkan kejujuran dalam diri, sehingga prilaku-prilaku korupsi itu tidak terjadi," kata Rahmawati kepada tribunenrekang.com, Rabu (8/3/2017).

Meskipun yang dilakukannya adalah perbuatan yang mulia, namun ternyata dia mengaku selalu mendapatkan rintangan yang berat.

Dia mengaku kerap mendapatkan perlakuan yang mengancam nyawa dirinya dan keluarganya.

"Dan hal itu terjadi berkali-kali dari banyak pihak, ya mengajak jujur itu perlu perjuangan yang harus dibayar dengan air mata," ujar aktivis Saya Perempuan Anti Korupsi (Spak) ini.

Meskipun demikian, ibu satu anak ini, tetap teguh dan tetap berjalan untuk terus mengajak orang-orang jujur dan tolong menolong.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved