Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sopir Petepete Demo

Gelar Aksi Mogok, Ini Tuntutan Organda Makassar

Angkutan umum berbasis online, lanjut Sainal, juga membuat persaingan menjadi tidak sehat karena mereka memasang tarif yang tidak normal.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/ FAHRIZAL SYAM
Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Makassar, Sainal Abidin 

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sopir angkutan kota (angkot) dan taksi menggelar aksi mogok massal di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/2/2017).

Unjuk rasa para sopir ini untuk menuntut beberapa angkutan umum di Kota Makassar, salah satunya angkutan penumpang berbasis online yang dinilai telah mematikan pekerjaan sopir petepete.

Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Makassar, Sainal Abidin mengatakan hadirnya aplikasi angkutan umum berbasis online saat ini membuat angkot kesulitan mendapatkan penumpang.

"Angkutan aplikasi online di Makassar sampai hari ini itu kurang lebih 2000 unit. Jika sudah seperti itu, di mana lagi angkutan petepete atau taksi mau mendapatkan penumpang," kata dia.

Angkutan umum berbasis online, lanjut Sainal, juga membuat persaingan menjadi tidak sehat karena mereka memasang tarif yang tidak normal.

"Sekarang di mal-mal tidak ada lagi penumpang angkutan umum petepete, mereka menggunakan aplikasi online yang tidak diatur argonya, tidak diatur tarifnya, sehingga menjadi persaingan tidak sehat di dalam transportasi," keluhnya.

Organda Kota Makassar pun menuntut pemerintah bisa mengambil sebuah kebijakan untuk menangani aplikasi online yang semakin menjamur.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait, Kapolrestabes dengan Wali Kota Makassar untuk memberantas aplikasi online pada 11 oktober 2016 untuk ditindaklanjuti," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved