Imlek 2568
Kisah Cinta Pria Jeneponto dan Gadis Tionghoa
Pasangan Syarifuddin (35) dan Astuti Coa (34), menepis semua tudingan itu.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mahyuddin
TRIBUNJENEPONTO.COM, TAMALATEA - Siapa bilang di Jeneponto tidak ada keturunan Tionghoa?
Ya, warga Bumi Turatea sejak dulu dikenal sangat rasis lantaran tidak adanya warga Tionghoa di kota tersebut.
Dari 24 kabupaten di Sulsel, di Jeneponto sangat sulit menemukan keturunan yang identik dengan mata sipit itu.
Pasangan Syarifuddin (35) dan Astuti Coa (34), menepis semua tudingan itu.
Syarifuddin adalah warga asli Kampung Ci'nong, Kelurahan Tonrokassi Barat, Kacamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.
Sementara, Astuti Cao merupakan keturunan Tionghoa anak dari Goang Cao.
Kisah cinta keduanya terjalin saat Syarifuddin menjadi sopir angkot atau pete-pete di Kota Makassar
Syarif, sapaan Syarifuddin, mencari penumpang di sekitaran Jl Nuri.
Kala itu, Syarif langsung kepincut saat melihat Astuti Cao berjalan kaki di pinggir jalan.
Syarif langsung 'menyelidiki' Astuti dan mengumpulkan informasi dari sopir angkot lain yang sering mangkal di Jl Nuri.
Usahanya itu tidak sia-sia, Syarif mendapatkan nomor telepon Astuti.
"Awalnya saya lihat dia (Astuti) jalan kaki di Nuri, di situ saya tanyakan nama dan nomor telepon rumahnya, terus saya beranikanmi telepon lewat telepon umum," ujar Syarif ditemui TribunJeneponto.com di rumahnya, Sabtu (28/01/2017).
Hampir tiap malam, Syarif berkomunikasi dengan Astuti.
Setahun enam bulan menjalin asmara, Syarif meminang pujaan hatinya itu.
"Ada hampir sepuluh kali kayaknya ditolak lamaranku itu hari sama Baba Goang, baru bisaka naterima," ucap Syarif mengenang.
Alasan penolakan, menurut Astuti, karakter orang Jeneponto yang dikenal keras dan tempramen membuat sang ayah, Goang Cao, berfikir untuk menerima Syarif.
"Tahun 2006 saya menikah itu hari di Makassar," kata pengusaha rumput laut itu.
Syarif dan Astuti pun kini memiliki seorang putra bernama Untung Arif Susanto (7) yang baru menginjak kelas satu sekolah dasar.(*)