Telat Lapor Beberapa Jam, SB Budi Luhur Wakatobi Didiskualifikasi
Official SB Budi Luhur sudah menangis mengiba ke panitia agar anak-anak tidak dihancurkan “masa depannya” dan dibijaksanai untuk tetap tampil.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: AS Kambie
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Atas nama profesionalisme dan laga internasional, Panitia Regional Sulawesi Danone Nations Cup (DNC) 2017 menghacurkan semangat anak-anak, masa depan sepakbola Indonesia.
Panitia Regional Sulawesi DNC 2016 mendiskualifikasi Tim Sepakbvola SB Budi Luhur Wakatobi, Jumat (13/1/2017). Ke-12 anak-anak, jawara kualifikasi di Baubau, Sulawesi Tengah, dilarang tampil dalam Penyisihan Regional Sulawesi DNC 2017 di Stadion Mattoanging.
Padahal ke-12 anak itu tidak bersalah sama sekali. Mereka hanya telat tiba di Makassar dan terlambat melapor ke panitia. Mereka telat tiba, pun bukan karena faktor sengaja. Mereka telat tiba di Makassar karena terkendala cuaca dalam perjalanan laut dari Wakatobi ke Sulsel.
Official SB Budi Luhur Wakatobi, Arsudin, mengaku sudah menangis mengiba ke panitia agar anak-anak yang dia bawa tidak patahkan semangatnya dan tidak dihancurkan “masa depannya”.
"Kasihan nasib kami setelah ditolak, padahal persoalan keterlambatan yang cuma sehari, saya juga menangis, tak ada kebijaksanaan," kata Asrudin, beberapa saat lalu, di Makassar.
Asrudin menceritakan, untuk sampai ke Makassar, mereka butuh waktu 30 jam dari Baubau. Mereka terpaksa menumpang kapal veri karena tidak ada biaya naik kapal laut yang lebih besar dan cepat, akibat minim kepedulian dari dari Pemerintah Kabupaten Wakatobi.
Padahal, untuk menembus kualifikasi agar bisa ikuti kejuaraan di Makassar, SB Budi Luhur Wakatobi berjuang kalahkan semua klub di Baubau dan mendapatkan juara satu untuk kualifikasi lanjutan.
Pendaftaran kembali klub di Makassar ditutup, Kamis (12/1/2017). Sedangkan Asrudin dan 12 anak yang dibawanya dan tiba di Makassar setelah menumpuh waktu 30 jam pada Kamis malam.
Tadi pagi,(Jumat, 13/1), Asrudin ke Stadion Mattoanging untuk mengonfirmasi agar bisa ikuti kualifikasi lanjutan, tapi mereka ditolak karena persoalan progefional dan alasan kejuaran internasional. Padahal, pertandingan resmi baru digelar hari ini.
"Sebenarnya kalau ada kebijaksanaan dari ketua panitia, pasti tim kami bisa diterima. Saya sudah taruhkan semua kemampuan saya untuk memohon," ujar Asrudin. Lalu, dia menangis lagi.
Menurutnya, jika ada bantuan anggaran dari Pemda Wakatobi, mereka pasti tiba lebih cepat dengan menggunakan kapal laut besar, lebih cepat dalam tempuan waktu 14 jam memakai KM Lambelu.(*)