Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kodam VII Wirabuana Peringati Hari Infanteri 2016

Upacara Hari Infanteri dimulai dengan aksi dari Pleton Beranting YWP Jaya Yonif 700 Rider yang memasuki lapangan upacara.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ina Maharani
int
www.tribun-timur.com 

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kodam VII Wirabuana menggelar upacara peringatan Hari Infanteri tahun 2016, di Lapangan Hitam Maodam VII Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (19/12/2016).

Upacara Hari Infanteri dimulai dengan aksi dari Pleton Beranting YWP Jaya Yonif 700 Rider yang memasuki lapangan upacara.

Danrindam VII Wirabuana Kolonel Inf Rafael yang bertindak sebagai Inspektur Upacara membacakan amanat Danpussenif.

Rafael mengatakan Peleton beranting YWP Jaya Yonif 700 memiliki makna yang cukup mendalam berkaitan dengan perintah kilat Panglima Besar Jenderal Sudirman melaksanakan perang rakyat semesta.

Pasukan yang hijrah melaksanakan aksi Wingate/infiltrasi dengan cara Long march kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wehkreise/ kantong-kantong kekuatan sebagai titik kekuatan gerilya.

"Hal ini akibat adanya Agresi Militer Belanda II yang saat itu ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap, namun pemerintahan tetap berjalan dibawah kepemimpinan Mr Syafrudin Prawiranegara dalam Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)," tuturnya.

"Sedangkan tentara bersama rakyat melaksanakan perang semesta dengan taktik gerilya dibawah kepemimpinan Jenderal Sudirman," tambahnya.

Rafael mengatakan, peristiwa yang setiap tahun dijadikan sebagai Hari Infanteri tersebut sebagai simbol penyemangat generasi muda untuk tidak mudah menyerah, rela berkorban jiwa raga maupun harta demi tetap tegaknya NKRI.

Tema pada peringatan hari Infanteri tahun 2016 kali ini adalah "Dengan Semangat Yudha Wastu Pramuka Prajurit Infanteri Bersama Rakyat, Hebat dan Profesional guna Meningkatkan Kemanunggalan TNI Rakyat dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD”.

Pada acara tersebut juga tampak pasukan tradisional memberikan sebuah kelapa muda kepada Inspektur Upacara untuk diminum, sebagai tanda perjuangan menegakkan kebenaran yang senantiasa mendapatkan ridho dan rezeki dari Tuhan YME.

Pasukan tradisional merupakan simbol TKR saat itu, meskipun dengan bambu runcing dan persenjataan terbatas namun memiliki semangat dan patriotisme.

Acara peringatan hari Infanteri juga disuguhkan hiburan rakyat dalam panggung hiburan berupa parodi perjuangan TKR dan dendangan artis lokal.

Tampak hadir dalam upacara peringatan Wadan Rindam Kolonel Inf Muhammad Ali, para Pa Ahli Pangdam, Dandim BS Makassar Letkol Kav Otosulu, Kasrem 141 Bone Letkol Inf Eddy Mappa, Para Dansat maupun Kabalak serta warga Kodam VII Wirabuana.

Tak hanya Kodam VII Wirabuana, upacara ini juga diikuti prajurit Marinir AL, Paskhas AU, Brimob Polri, Polwan Polda Sulsel dan Taruna Akademi Pelayaran, serta pasukan tradisional. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved