Bahas Potensi Perpecahan NKRI, IKA UMI akan Hadirkan Tiga Menteri
Zulkarnain mengatakan temu alumi tersebut sebagai bentuk kontribusi nyata IKA UMI menyikapi kondisi kebangsaan saat ini
Penulis: Hasrul | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Ikatan Alumni Universitas Muslim Indonesia (IKA UMI) kembali akan menggelar Temu Alumni di Sandeq Ballroom Hotel Clarion Makassar, Jl AP Pettarani Makassar pada, Sabtu (24/12/2016).
Temu Alumni IKA UMI tersebut dirangkaikan dengan Seminar Sehari dengan tema Peningkatan Pemahaman Tantangan NKRI dan Pengembangan Potensi dan Karir Alumni UMI.
Persiapan Temu Alumni dan Seminar Sehari tersebut disampaikan Ketua IKA UMI, Ir HM Zulkarnain Arief MSc dan Ketua Panitia, Prof Dr H Achmad Gani SE MSi di Hotel Clarion Makassar, Jumat (16/12/2016).
Zulkarnain mengatakan temu alumi tersebut sebagai bentuk kontribusi nyata IKA UMI menyikapi kondisi kebangsaan saat ini dengan menghadirkan narasumber sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
"Melalui temu alumni ini kita ingin rumuskan sebuah gagasan yang dapat menjadi acuan pemerintah pusat dalam mengambil kebijakan nantinya," tutur Zulkarnain.
Pada Seminar Sehari nantinya ada tiga menteri yang dijadwalkan hadir membawakan materi yaitu Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dengan tema Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Potensi Perpecahan NKRI.
Selanjutnya Meteri Sosial RI, Dra Khofifah Indar Parawansah MSos dengan tema Potensi dan Ancaman Alumni yang Belum mendapatkan Peluang Mengimplementasikan Pengetahuannya.
Menteri yang terakhir ialah Menteri Pertanian RI, Dr Ir Andi Amran Sulaiman MP dengan tema Penyelamatan Ekosistem yang Dapat Diakibatkan oleh Laju Perkembangan Pembangunan.
Prof Achmad Gani menambahkan bahwa target peserta pada seminar tersebut adalah 200 alumni yang mewakil akademisi, pejabat struktural dan pengusaha.
"Alumni kita sudah tersebar di seluruh Indonesia dan kita akan hadirkan yang mewakili statusnya saat ini, seperti pimpinan kepala daerah, dosen, dan pengusaha," kata Prof Achmad Gani.