Perhatikan, Makanan Disajikan Gus Mus saat Terima Pandu 'Nd**mu' Bikin Gagal Fokus
dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijrah ke madinah. Bid’ah Nd
TRIBUN-TIMUR.COM - Netizen pemilik akun @panduwijaya_ pada Twitter, Pandu Wijaya akhirnya datang menemui pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, KH Moh Mustofa Bisri atau Gus Mus, di Leteh, Rembang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (25/11/2016).
Kedatangan Pandu diantar ibundanya bertujuan untuk meminta maaf kepada menjadi Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama tersebut atas kicuan kasarnya melalui Twitter, Rabu (23/11/2016).
"dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijrah ke madinah. Bid’ah Ndasmu.," demikian kicauan @panduwijaya_.
Kicauan itu untuk menanggapi satu kultweet Gus Mus melalui akunnya @gusmusgusmu terkait rencana aksi salat Jumat demonstran "2511" di jalanan protokol di Jakarta, Jumat kemarin.
"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID’AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.," demikian kicauan @gusmusgusmu.
Spontan, kicauan @panduwijaya_ memantik kekesalan para tweeps terkhusus murid Gus Mus.
Mereka tak mempersoalkan sanggahan pendapat Gus Mus, namun penggunaan kata tak etis yang tak dapat diterima.
Di jejaring sosial, lain selain Twitter, Pandu sekaligus karyawan kontrak perusahaan jasa konstruksi BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk menjadi sasaran bully.
Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Fadjroel Rachman akhirnya ikut turun tangan.
Dia turut meminta maaf melalui akunnya pada Twitter @fadjroeL.
Kemarin, melalui Twitter pula, Fadjroel menyampaikan pula kedatangan Pandu di Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin untuk meminta maaf.
Alhamdulillah, Kyai Gus Mus @gusmusgusmu bersedia bertemu Pandu. Terimakasih Kyai. cc: @AdhiKaryaBUMN @PEDOMAN_id pic.twitter.com/6fv6S2jOdO
— Fadjroel Rachman (@fadjroeL) November 25, 2016
Sebelum kedatangan Pandu, Gus Mus dalam kicauannya menyebutkan dirinya memaklumi kesalahan itu.
Gus Mus menilai bahwa tidak ada yang perlu dimaafkan atas komentar Pandu terhadap pernyataannya.
"Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda.," kicau @gusmusgusmu, Jumat pagi.
