Kedua Anaknya Lumpuh dan Sakit, Daeng Siama Berharap Bantuan dari Pemerintah
Anak pertamanya Rival (5) lumpuh dan anak keduanya Abdul Ahab (1) mengidap penyakit yang dirinya sendiri pun tak tahu apa namanya.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Hati orangtua mana yang tidak sedih melihat buah hatinya berbeda dengan anak-anak lainnya.
Ini lah yang dialami Daeng Siama (42) warga Majannang, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Gowa.
Tak tahu harus berbuat apalagi melihat kedua anaknya yang lumpuh dan mengalami pembengkakan pada pipi kanan hingga leher.
Anak pertamanya Rival (5) lumpuh dan anak keduanya Abdul Ahab (1) mengidap penyakit yang dirinya sendiri pun tak tahu apa namanya.
Tribun mengunjungi kediaman pria yang kesehariannya itu bekerja sebagai kernek truk pengangkut kayu, Jumat (25/11).
"Yang pertama ini memang tidak bisa berdiri. Kakinya tidak kuat kalau berdiri, jadi setiap hari kadang baring saja di tempat tidur. Kalau Ahab sejak lahir benjolan di pipinya itu sudah ada," ujarnya didampingi istrinya, Ronawati, yang juga mengalami cacat karena berbicara pun susah.
Jika dilihat, Rival laiknya anak normal. Di umur yang hampir lima tahun rambutnya tumbuh subur juga giginya rapi . Namun seperti anak yang lumpuh, dia hanya bisa melihat orang ketika diajak berkomunikasi dan tak bisa bicara.
Berbeda dengan Ahab. Bayi yang Desember mendatang genap satu tahun itu, terlihat aktif. Diajak komunikasi lancar. Hanya bengkak di pipi kanannya itu semakin membesar hingga leher.
"Pernah waktu saya rontgen umur tiga bulan, kata dokter baru bisa dioperasi kalau sudah jalan. Tapi tidak diberi tahu juga kenapa bisa begitu. Semakin dia besar Bengkaknya juga semakin besar," katanya lagi.
Daeng Siama kini tak tahu harus berbuat apa dengan kondisi kedua anaknya. Dengan keterbatasan dana, dia merasa bingung apa bisa melakukan pengobatan untuk buah hatinya itu.
"Untuk beli susu mungkin bisa ji dan makan sehari-hari. Tapi terkadang juga untuk makan susah. Apalagi saya ikut truk bawa kayu seminggu hanya tiga kali," ujarnya.
Seorang warga setempat, Syahar, yang tergerak hatinya, mengatakan selama ini belum ada perhatian sama sekali dari pemerintah.
"Belum ada yang perhatikan. Baik dari pemerintah setempat. Jadi saya minta bantuanta saudara untuk bisa dibantu. Kasihan mereka ini. Anaknya ini tidak ditahu sakit apa baru tidak ada juga perhatian dari pemerintah sini," katanya.(*)