Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diskusi di HUT Walhi Sulsel, Asmin Amin sebut Gedung Senayan "Comberan"

Asmin menceritakan, sewaktu ia masih menjadi anggota DPR yang membawahi komisi lingkungan hidup dan masuk di Pansus tentang UU Standarisasi

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI
Asmin Amin bicara dalam diskusi Walhi Sulsel di perumahan Bumi Permata Hijau Jl Aropala blok Q1 nomor 8 Makassar, Sabtu (15/10/2016). 

Makassar, Tribun - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel ke 36 disuguhi dengan diskusi menarik tentang Peran Negara dan Kejahatan Korporasi.

Diskusi yang dihadiri puluhan aktivis se-Sulsel ini digelar Walhi dikantornya yang bertempat di perumahan Bumi Permata Hijau Jl Aropala blok Q1 nomor 8 Makassar, Sabtu (15/10/2016).

Mantan anggota DPR RI dari komisi VII, Asmin Amin yang membuka diskusi itu dengan menyebutkan, peran negara dan kejahatan korporasi itu dibentuk dari gedung Senayan atau "Comberan".

"Semua dibentuk dari sana, saya sebut itu comberan karena semua produk aturan yang disusun dari sana, semua sudah didesain dan semua itu adalah pesanan korporasi besar," kata Asmin.

Asmin menceritakan, sewaktu ia masih menjadi anggota DPR yang membawahi komisi lingkungan hidup dan masuk di Pansus tentang UU Standarisasi, banyak UKM yang datang untuk memohon.

Permohonan itu disampaikan UKM agar jangan dulu dimasukan karena dinilai akan membunuh semua UKM kecil yang ada di Indonesia. Namun ia dan anggota Pansus lainnya dikirim ke berapa negara lainnya, pulang lalu disahkan UU itu.

"Apa jadinya setelah jalan-jalan dari luar negeri dan disahkan itu, semua UKM kecil di indonesia habis, dan korporasi besar pun masuk matikan ukm kita. Semua ini sudah didesai," jelasnya.

Diskusi tersebut dihadiri berbagai aktivis seperti, ACC Sulawesi, KontraS Sulawesi, Fik Ornop Sulsel, LBH Makassar, YLBH Makassar, Aman Sulsel, Lapar Sulsel, dan berbagai aktivis mahasiswa Sulsel.

Lanjut Asmin, saat ini peran Indonesia di tanah sendiri sudah tidak berjaya lagi, karena korporasi internasional yang menjadikan Indonesia sebagai negara kolonial dalam bidang ekonomi.

"Makanya, kenapa saat ini bung hatta dilupakan karena sistem koperasi yang didengungkan sudah mati oleh aturan yang dipesan dari gedung comberan itu, akhirnya kita jadi buruh," lanjutnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved