Pilgub DKI Jakarta
Kalau Mau Kasusnya Lecehkan Alquran Segera Selesai, Ahok Cukup Lakukan ini
Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang melecehkan Alquran, surah Al Maidah ayat 51, dinilai menyakiti umat Islam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang melecehkan Alquran, surah Al Maidah ayat 51, dinilai menyakiti umat Islam.
[Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat pidato di Kepulauan Seribu, Jakarta. VIDEO: YOUTUBE.COM/PEMPROV DKI & AHOK DJAROT - PILGUB DKI 2017]
Dai kondang, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym mengatakan, kendati Ahok menyakiti, namun umat Islam tak boleh bersikap berlebihan dalam menanggapinya.
Lebih lanjut, kata dia, Islam adalah agama yang tak mengenal kezaliman kepada siapapun sehingga dalam menyikapi tindakan Ahok diimbau tak melampaui batas.
“Bahkan menunjukkan bagaimana Islam menyikapi (melalui) sikap terhormat, akhlakul karimah,” kata Aa Gym melalui video yang di-posting pada fanpage-nya pada Facebook “KH. Abdullah Gymnastiar”, Jumat (7/10/2016).
[VIDEO: TRIBUNNEWS.COM/FACEBOOK.COM/KH ABDULLAH GYMNASTIAR]
Sebaliknya, Ahok diminta menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.
Umat Islam akan memaafkan sebab mereka pemaaf.
“Sebaiknya kita ingatkan saudara Ahok bahwa perbuatan ini perbuatan yang sangat salah dianjurkan untuk memohon maaf secara terbuka kepada umat Islam diakui dengan jujur dan tidak boleh mengulanginya lagi. Dan andai pun sudah meminta maaf terbuka, umat Islam adalah pemaaf,” kata pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid ini.
Nah, apabila Ahok tak meminta maaf karena merasa tak ada yang salah atas tindakannya, Aa Gym mengimbau masalah ini diselesaikan melalui jalur hukum.
“Kita tuntut keadilan lewat koridor yang benar-benar diharapkan bisa menuntaskan ini dengan sikap yang adil,” katanya.
Selengkapnya, berikut ini adalah transkrip pernyataan sikap Aa Gym yang disampaikan melalui video.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kemarin terjadi kehebohan dengan viral dengan tersebarnya cuplikan pidato saudara Ahok di Kepulauan Seribu.
Saya mendengarnya, menyimaknya beberapa kali. Sehingga banyak umat Islam yang terluka.
Berikut ini adalah statement bahwa saudara Ahok sebagai etnis Tionghoa itu adalah bukan pilihannya.
Ini adalah takdir yang menciptakannya, sehingga bukan wilayah kita untuk mengomentari etnis.
Dua bahwa saudara ahok beragama non Islam, itu adalah pilihannya. Dan setiap orang berhak memilih apa yang akan dipertanggungjawabkannya dunia akhirat.
Bagi kita umat Islam tidak ada masalah, lakum dinukum waliadin.
Adapun saudara ahok memberikan statemen pernyataan terhadap Alquran dengan perkataan yang tidak pada tempatnya dengan cara yang tidak pada tempatnya ini adalah perbuatan melampaui batas, ini adalah perbuatan tercela, ini adalah perbuatan yang akan menimbulkan konsekwensi dari perkataannya.
Oleh karena itu sangat bisa dimaklumi jikalau umat Islam merasa tersinggung terluka oleh pernyataan yang melampaui batas ini.
Apalagi seorang yang diberikan cobaan jadi pimpinan di Jakarta.
Kepada umat Islam seluruhnya, bahwa takdir adanya kejadian ini adalah ladang untuk beramal dan pencerah pemikiran serta sikap kita.
Ini alat ukur apakah hati kita tersinggung atau tidak.
Kalau kita merasa biasa-biasa saja Alquran diremehkan, maka itu menunjukkan kadar keimanan kita yang masih sangat rendah.
Andaikata kita tersengat merasa terluka, maka ini kita syukuri. Bahwa kita masih peduli dan menghormati kalam Allah.
Namun, pada saat yang sama kita pun harus menyikapi orang yang melampaui batas ini dengan sikap yang ada dalam koridor ahlakul karimah.
Islam tidak mengenal kezaliman kepada siapapun.
Kita sikapi perbuatan Ahok ini dengan sikap yang tidak melampaui batas bahkan menunjukkan bagaimana Islam menyikapi dengan sikap terhormat akhlakul karimah.
Sebaiknya kita ingatkan saudara ahok bahwa perbuatan ini perbuatan yang sangat salah dianjurkan untuk memohon maaf secara terbuka kepad umat Islam diakui dengan jujur dan tidak boleh mengulanginya lagi.
Dan andai pun sudah meminta maaf terbuka, umat Islam adalah pemaaf.
Namun jikalau merasa tidak bersalah, dan tetap melakukan perbuatan seperti ini maka mari kita selesaikan dalam koridor hukum. K
ita tuntut keadilan lewat koridor yang benar-benar diharapkan bisa menuntaskan ini dengan sikap yang adil.
Banyak hikmah kejadian ini, nyata bahwa pemimpin yang berbeda akidah tidak akan pernah bisa memahami apa yang kita muliakan, kita hormati.
Sulit bagi pemimpin yang berbeda akidah akan memuliakan Allah karena tidak mengimaninya.
Tidak akan bisa menghormati Alquran karena tidak mengimaninya.
Tidak akan bisa menghormati dan memulikan Rasulullah sebagaimana mestinya karena tidak mengimaninya.
Nyatalah bahwa Alquran tujuh ayat memerintahkan kita untuk tidak memilih orang yang berbeda akidah karena memang tidak akan pernah bisa memuliakan Allah, memuliakan kalam Allah, memulikan Rasulullah sebagaimana mestinya.
Semoga adanya kejadian ini benar-benar membuat kita semua memahami apa yang semestinya kita lakukan.
Mudah-mudahan semua pihak mendapat pelajaran dan mengambil hikmah.
Sekian.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tanggapan Ahok
Menanggapi dirinya disebut melecehkan Alquran, Ahok membantah.
Ia menilai video berisi ucapannya yang menyebut surah Al Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu telah disalahgunakan oleh sejumlah orang.
Menurut pria yang biasa disapa Ahok itu, videonya saat berbicara di Kepulauan Seribu itu dipotong-potong dan tidak ditampilkan secara utuh.
"Saya tidak mengatakan menghina Alquran. Saya tidak mengatakan Alquran bodoh. Saya katakan kepada masyarakat di Pulau Seribu kalau kalian dibodohi oleh orang-orang rasis, pengecut, menggunakan ayat suci itu untuk tidak pilih saya, ya silakan enggak usah pilih," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (7/10/2016), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Ahok mengatakan, alasannya melontarkan ucapan yang menyebut Surat Al Maidah ayat 51 disebabkan ayat tersebut kerap digunakan oleh lawan politik untuk menyerangnya.
Kondisi itu disebutnya sudah terjadi sejak ia pertama kali terjun di dunia politik pada 2003 di Belitung Timur.
"Saya temukan lawan-lawan politik yang rasis dan pengecut selalu menggunakan ayat itu untuk membodohi orang (agar) tidak pilih saya," ujar Ahok.
Menurut Ahok, inti dari surah Al Maidah ayat 51 tidak seperti yang disebut-sebut selama ini.
"Jadi ayat Alquran ada yang salah enggak? Enggak salah. Konteksnya bukan itu," kata dia.