Ditahan di RSUD Salewangang, Ani Harap Bantuan Pemerintah
Pasalnya, dia kebingungan untuk mendapatkan uang sebanyak tagihanya. Sementara, ia hanya mengandalkan upah suaminya yang bekerja sebagai sopir.
Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Seorang warga Dusun Bulukatoang, Desa Bontobulu, Kecamatan Tanralili, Nur Ani (26) berharap pemerintah dan dermawan membantunya, Minggu (2/9/2016).
Dia bersama balitanya, Nur Fadillah yang lahir sepekan lalu, terpaksa harus tinggal di ruang Cempaka perawatan ibu dan anak kebidanan RSUD Salewangang Maros, Sulawesi Selatan, karena tidak memiliki uang Rp 15 juta untuk menebus biaya administrasi.
Dberharap, pihak pemerintah atau dermawan lainnya ingin membantunya untuk melunasi adminiatrasi tersebut.
Pasalnya, dia kebingungan untuk mendapatkan uang sebanyak tagihanya. Sementara, ia hanya mengandalkan upah suaminya yang bekerja sebagai sopir.
"Saya meminta pemerintah atau orang dermawan yang mau membatu kami. Saya tidak tahu, mau ambil uang dimana lagi," ujarnya.
Ani yang merupakan keluarga kurang mampu ini, dilarang meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumahnya bersama balitanya Nur Fadillah yang baru berumur sepekan.
"Saya tidak bisa pulang bersama anak saya setelah melahirkan. Petugas rumah sakit melarang saya untuk pulang sebelum membayar biaya persalinan," kata Ani saat ditemui di ruang kebidanan RS Salewangang.
Untuk meninggalkan rumah sakit, Ani dimintai uang Rp 15 juta sebagai administrasi persalinan putri keduanya tersebut.(*)