Murid SD 66 Cappagalung Parepare Trauma Masuk Sekolah Pascadipukul Guru
"Memang pernah dipukul tapi kan namanya mendidik dan saya rasa pernah semua kita bersekolah," ujarnya.
Penulis: Mulyadi | Editor: Ina Maharani
Laporan WartawanTribun Timur, Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE - Murid kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 66 Kelurahan Cappang Galung, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, Muh Ashil (8) sudah dua bulan tidak mau sekolah.
Orang tua Muh Ashil, Dirwan menjelaskan, Selasa (27/9/2016), anaknya enggan masuk sekolah pasca dipukul oleh gurunya, HW.
"Anak saya trauma gegara dipukul gurunya," jelasnya.
Ia mengatakan, pascapemukulan tersebut anaknya pun susah untuk dibujuk masuk sekolah karena sangat takut bertemu dengan gurunya yang pernah memukulnya.
"Beberapa kali saya coba untuk mengantar langsung dan menungguinya di sekolah tidak mau karena trauma,"ujarnya.
Dirwan menjelaskan, dirinya sempat marah karena tindakan pemukulan yang dilakukan oknum guru tersebut menggunakan kunci motor dan berakibat berdarah dibagian jidat anaknya.
"Saya mengerti metode mendidik di sekolah cuma dengan menggunakan kunci motor memukul anak apalagi di bagian kepala itu keterlaluan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 66 Cappagalung, Parepare, Hartanti menjelaskan, jika memang sempat terjadi pemukulan terhadap anak muridnya tersebut.
"Memang pernah dipukul tapi kan namanya mendidik dan saya rasa pernah semua kita bersekolah," ujarnya.
Ia mengatakan, muridnya tersebut anaknya di sekolah termasuk tipikal lemah dan kadang tidak responsif saat pembelajaran.
"Biasa diminta mengerjakan tugas tetapi tidak dikerjakan tetapi tidak dikerjakan," kata Hartanti.
Orang tua murid pun berencana memindahkan anaknya karena sudah tidak mau bersekolah jika tetap harus belajar di SDN 66 tersebut.(*)