Ketua Komite SMP 1 Maros: Kita Sudah Evaluasi Anggota, Tak Ada yang Mengaku

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Ketua Komite SMP 1 Maros, Hermanto Syahrul telah mengevaluasi anggotanya, terkait dugaan pungutan liar (pungli) kepada calon siswa baru SMA 1 Maros.

Namun, tidak satupun anggotanya yang mengaku mematok sumbangan minimal Rp 1 juta untuk pengadaan AC ruang kelas untuk kelas satu.

"Sudah dievaluasi. Memang tidak ada patokan untuk sumbangan pengadaan AC untuk 11 ruangan kelas satu. Mungkin hanya ada kesalahpahaman pada orangtua siswa," katanya saat ditemui di SMP 1 Maros, Jumat (15/7/2016).

Dia meminta kepada orangtua calon siswa, yang telah dimintai sumbangan Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, supaya menemuinya atau Kepala Sekolah, Andi Ansar.

Anggota Komisi III DPRD Maros ini mengaku, jika Komite mematok harga, hal tersebut sudah pelanggaran. Sumbangan tersebut, tergantung dari kemampuan orangtua siswa.

"Ini bukan pungutan. Kalau pungutan itu ada jumlah nominal. Yang pasti kami tidak pernah mematok. Kami hanya menawarkan ke orangtua. Mau dikasi alhamdullillah, tidak mau, tidak apa-apa juga," katanya.

Sebelum, meminta sumbangan, Komite telah mengelilingi sekolah dan memantau ruang kelas. Mereka melihat, hal- hal yang sangat perlu dibenahi.

Setelah itu, Komite berkesimpulan, hal yang mendesak untuk diganti adalah kipas angin dan meja. Kipas angin di dalam ruangan sudah rusak, sehingga siswa akan kepanasan saat belajar.

"Sebelum kami mau membeli AC dan meja. Kami keliling dulu, apa- apa yang perlu dibenahi untuk menunjang kenyamanan siswa saat belajar. Saat masuk ke ruang kelas, ternyata panas, mejanya juga rusak," katanya. (*)