Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lihat, Situs ICMI Tumbang, setelah Desak Blokir YouTube dan Google

Rupanya tak hanya menyusup dan menyelipkan sebuah pesan.

Editor: Ilham Mangenre
ist
Situs resmi Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) tidak dapat diakses sama sekali diduga karena serangan DDoS oleh hacker, Kamis (9/6/2016). 

TRIBUN-TIMUR.COM- Peretas (hacker) diduga kembali menjahili situs resmi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Rupanya tak hanya menyusup dan menyelipkan sebuah pesan.

Kali ini, situs tersebut dibuat tumbang alias tidak dapat diakses sama sekali.

Pantauan KompasTekno, Kamis (9/6/2016) siang, situs yang beralamat di icmi.or.id tidak bisa diakses. Saat dikunjungi, browser hanya menampilkan tulisan "Bandwidth Limit Exceeded".

Pesan tersebut bisa diartikan situs mendapat kunjungan dalam jumlah yang masif, serentak dalam waktu yang bersamaan atau kena serangan DDoS (distributed denial of service).

DDoS merupakan serangan paket data dalam jumlah besar ke server.

Masifnya jumlah paket data yang diterima dalam waktu bersamaan bisa mengakibatkan server melambat, bahkan tumbang.

Sebelumnya, hacker telah menyisipkan pesan di sebuah artikel pada situs ICMI. "Cuman security test ringan. Dear bapak/ibu 'Cendikiawan' ICMI, this is a friendly reminder. Improve your security first, baru ngomongin blokir Google. Anonymous - Kota Cantik," bunyi pesan tersebut.

Selain itu, peretasan juga bisa diketahui dari hasil pencarian Google.

Bila mencari kata "ICMI", akan muncul hasil pencarian yang salah satunya adalah alamat situs resmi ICMI.

Alih-alih menemukan summary, pengguna justru akan menemukan pesan serupa dari peretas anomim itu.

"Improve your securty first, baru ngomongin blokir Google," begitu bunyinya.

ICMI memang tengah disorot karena mendesak pemblokiran YouTube dan Google karena dianggap menayangkan konten pornografi dan kekerasan.

Namun, permintaan tersebut sudah pasti ditolak oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika karena nyatanya Google dan YouTube hanyalah alat, bisa dimanfaatkan untuk tindak positif atau negatif tergantung pemakai.

Pemblokiran mestinya diarahkan pada konten negatif saja, bukan pada alat pengaksesnya.

Belakangan diketahui permintaan pemblokiran tersebut bukanlah suara resmi ICMI tapi opini pribadi Sekjen ICMI, Jafar Hafsah.

Ketua Umum Jimly Asshidique telah mengimbau masyarakat agar tak menanggapi pernyataan Jafar secara serius.

Ia bahkan mengatakan bahwa Google dan YouTube sangat berguna. (Deliusno/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved