Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jadi Smart City, Pemkot Makassar Harus Contoh Pemkot Surabaya

Bahkan, PBB memilih Surabaya sebagai tuan rumah pelaksanaan Prepcom 3 pada 25-27 Juli 2016 dan akan dihadiri perwakilan dari 193 negara.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Direktur Bina Penataan Bangunan (KPUPR) Adjar Prayudi (kanan) bersama Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi (KPUPR) Rido Matari Ichwan (tengah) dan Ahli pembangunan permukiman ITS, Johan Silas (kiri) menjadi pembicara pada media briefing Habitat III PrepComm 3 yang berlangsung di Four Points by Sheraton Hotel, Jl Landak Baru, Makassar, Rabu (8/6/2016). PerpCom3 merupakan pertemuan persiapan terakhir dan terpenting menuju habitat III. Pertemuan tersebut akan menggali masukan dan prespektif akhir dari berbagai negara dan stakeholder lainnya. PrepCom3 akan berlangsung di Surabaya 25 sampai 27 Juli 2016 yang akan dihadiri 193 negara. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Jika ingin mengoptimalkan konsep Smart City, Pemerintah kota Makassar disarankan untuk mencontoh Pemerintah Surabaya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti Kota Dunia, yang juga pendiri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Johan Silas, saat menjadi pembicara di Media Briefing "Urban Basic Services and Smart City" di Hotel Four Points, Makassar, Rabu (8/6/16).

Acara tersebut turut dihadiri Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Adjar Prayudi dan Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal

Menurut Johan, Surabaya dan Makassar memiliki cara yang berbeda dalam menerapkan konsep smart city. Namun, Surabaya sudah mendapat pengakuan lebih dulu dari dunia bahkan PBB.

Bahkan, PBB memilih Surabaya sebagai tuan rumah pelaksanaan Prepcom 3 pada 25-27 Juli 2016 dan akan dihadiri perwakilan dari 193 negara.

PrepCom3 ini merupakan pertemuan persiapan terakhir dan terpenting menuju Habitat III. Dalam PrepCom3 di Surabaya, salah satu isu yang perlu dikedepankan sebagai upaya mewujudkan kota berkelanjutan adalah transformasi Kota.

Seperti dicontohkan Johan, pemerintah Surabaya sudah bisa mengubah mindset warga tentang kedisplinan. Berbeda dengan warga Makassar yang belum mampu menunjukkan kedisplinan, termasuk dalam berlalulintas.

Selain itu, transportasi di Makassar yang belum mengutamanan keselamatan dan kenyamanan warga. Penanganan sampah juga bisa menjadi salah satu indikator penerapan konsep smart city, dimana penanganan sampah di Makassar belum dapat dipantau melalui smartphone. Satu hal lain yang menjadi penting juga terkait penyediaan internet gratis bagi seluruh warga.

"Saya membayangkan kota-kota di Indonesia 20 tahun mendatang sudah menjadi smart city yang mengedepankan layanan masyarakat dengan dukungan telematika (ICT)," ujar Johan.

Sementara itu, Syamsu Rizal mengatakan, Makassar tidak.akan ketinggalan dan besar keyakinan Makassar menjadi kota dunia akan terwujud seiring dirancangnya Ranperda Kota Dunia.

Adapun tujuan perda tersebut untuk menggerakkan partisipasi semua kalangan masyarakat untuk mewujudkan Makassar nyaman.

Ia mengungkapkan ke depan semua proses pembangunan bukan hanya memperhatikan dampak sosial tetapi juga dampak lingkungan strategisnya.

"Dampak sosial itu paling utama saat ini, pasalnya dengan dampak sosial, nasib seorang masyarakat bisa mnejadi baik atau jadi buruk," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved