Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Laporan on the Spot

Jamaah Jumat 500-an tapi Isi Celengan Rp 10 Jutaan

Pukul berapa Anda salat Jumat di Makassar, Jumat (27/5/2016), hari ini?

Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi

Edi Sumardi

Jurnalis Tribun

Melaporkan dari Darwin, Northern Territory, Australia

PUKUL berapa Anda salat Jumat di Makassar, Jumat (27/5/2016), hari ini?

Mungkin waktunya mulai sekitar pukul 12.00 wita dan selesai sekitar pukul 12.30 wita atau 12.45 wita, atau 13.00 wita.

Itu di Makassar, Sulawesi Selatan.

Di Darwin, Northern Territory, Australia, salat Jumat dimulai sekitar pukul 13.15 waktu setempat padahal waktu di Darwin lebih cepat 1,5 jam dibanding waktu di Makassar.

Azan pertama dikumandangkan dari Islamic Society of Darwin Mosque di 53 Venderlin Drive, Wanguri, Darwin, pada pukul itu.

Sekitar 15 menit kemudian, azan kedua berkumadang.

Daud, imam tetap Islamic Society of Darwin Mosque dari Afrika Selatan pun memulai khutbahnya tentang hablum minallah wa hablum minannas (hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia”.

“Tak ada gunanya pekerjaan bagus, jabatan bagus, uang banyak, rumah bagus, tapi tidak mengingat Allah,” kata Daud dalam khutbah berbahasa Inggris.

Sambil khatib Daud menyampikan khutbahnya dari mimbar, celengan dijalankan di antara jamaah yang mayoritas orang Indonesia.

Vice President of the Islamic Society of the Northern Territory Inc, Anwar “Benny” Lamaya mengatakan, isi celengan setiap Jumat sekitar AUD 1.000-an hingga AUD 15.000-an setara dengan Rp 10-jutan hingga Rp 15.000 jutaan.

Jumlah jamaah setiap Jumat sekitar 300-an hingga 500-an orang.

Jamaah tak hanya menyumbang uang.

Jumat hari ini, saya melihat ada yang membagikan kurma, almond, semangka, dan tasbih kepada mereka yang selesai salat Jumat

Di Darwin, menutur penuturan Anwar yang bekerja sebagai pengemudi taksi, ada 2 ribuan Muslim dan Muslimah dari 27 etnis.

Mereka berasal dari Indonesia, Pakistan, Afrika Selatan, Bangladesh, Turki, Malaysia, dan lainnya.

Khusus dari Indonesia, ada sekitar 500.

Mereka adalah pekerja dan mahasiswa.

Saat Lebaran, seluruh umat Islam di Islamic Society of Darwin Mosque untuk salat Id.

Jumlah jamaah pun lebih dari 1.000.

Saking banyaknya jamaah, kendaraan pun diparkir di dua halaman gereja.

Begitulah bentuk toleransi di Negeri Kanguru.

Bentuk toleransi lainnya adalah pelaksanaan Open Day.

Setiap pertengahan tahun, selama delapan tahun terakhir, Islamic Society of Darwin menggelar semacam konferensi di Islamic Community Hall, balai pertemuan di kompleks Islamic Society of Darwin Mosque, masjid yang berdiri sejak tahun 1978.

Islamic Society of Darwin mengundang cendekiawan Islam, tokoh Kristen sebagai narasumber.

Pesertanya pun lintas agama.

Dari Open Day ini, dibangunlah toleransi antarsesama pemeluk agama.

Di Darwin, Muslim adalah minoritas tapi tingkat torelansi sangat tinggi.

Di negara bagian ini, hanya ada tiga masjid, yakni di Islamic Society of Darwin Mosque, Palmerston Mosque, dan Afghan Mosque Alice Spring.

Pemerintah setempat men-support kegiatan komunitas Muslim.

“Apapun yang kami minta, mereka (pemerintah) beri,” ujar Benny memuji Australian Government dan Northern Territory Government.

Dalam waktu dekat Islamic Society of Darwin akan membangun sekolah Islam bernama Makassan College.

Penamaan sekolah diambil dari kata “Makassar” namun orang Aborigin menyebutnya “Makassan”.

Orang Makassar dengan Aborigin yang mendiami Northern Territory memiliki hubungan nenek moyang.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved