Munaslub Partai Golkar
Setya Novanto Tunjuk Nurdin Halid Ketua Harian Partai Golkar, Idrus Marham Sekjennya
"Saya telah memutuskan ini dengan berbagai pertimbangan," kata Novanto.
NUSA DUA, TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menunjuk Idrus Marham untuk mendampinginya sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar periode 2014-2019.
Di posisi Ketua Harian DPP Partai Golkar, Novanto menunjuk Nurdin Halid.
Sementara di posisi Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Novanto mempercayakan ke Robert Joppy Kardinal.
Hal tersebut disampaikan Novanto saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali (17/5/2016) sore.
"Saya telah memutuskan ini dengan berbagai pertimbangan," kata Novanto.
Adapun untuk struktur kepengurusan secara lengkap, akan diputuskan bersama oleh tim formatur. Tim formatur dipimpin Novanto selaku Ketua Umum.
"Formatur ini bekerja paling maksimal 15 hari," ucap Novanto.
Novanto meraih suara terbanyak pada voting tertutup yang digelar dalam Munaslub Partai Golkar sejak Selasa (17/5/2016) dini hari tadi.
Proses pemilihan berlangsung cukup alot setelah Novanto dan Ade Komarudin berhasil meraih 30 persen suara.
Pada putaran pertama, Novanto meraih 277 suara dan Ade Komarudin meraih 173 suara.
Novanto dan "Dosa-dosanya"
Sosok Novanto terbilang kontroversial saat menyatakan diri maju dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar.
Banyak pro dan kontra yang mengiringi perjalanan Novanto meraih kursi Golkar 1 itu. Kontroversi ini tak lepas dari jejak rekam Novanto yang penuh "duri".
Persoalan etika hingga hukum mewarnai perjalanan karier Novanto di dunia politik.
Meski demikian, Novanto belum pernah dinyatakan bersalah dalam kasus hukum apa pun.
Itulah kemudian banyak yang menyebutnya sebagai "The Untouchable".
Kontroversi Setya Novanto yang paling menyita perhatian adalah kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden saat meminta jatah saham PT Freeport Indonesia.
Kasus ini telah membuat marah Presiden Joko Widodo (Jokowi).