Prof Sangkala: Wali Kota Makassar Tidak Paham Mesin Birokrasi
Diskusi yang dihadiri lima orang dosen Fisip Unhas tersebut mengungkap tidak ada korelasi antara pelantikan di kuburan dengan peningkatan inovasi
Penulis: Hasrul | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Rencana pemerintah kota (Pemkot) Makassar melantik pejabat di Taman Makam Pahlawan Panaikang mendapat tanggapan dari para akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universiras Hasanuddin (Unhas).
Diskusi yang dihadiri lima orang dosen Fisip Unhas tersebut mengungkap tidak ada korelasi antara pelantikan di kuburan dengan peningkatan inovasi dan peningkatan kinerja aparat.
Mereka yang serius menanggapi rencana Wali Kota Makassar tersebut adalah Prof Sangkala MSi, Dr Rahmat Muhammad MSi, Ishaq Rahman SIP MSi PhD (cand), Lukman Irwan SIP MSi dan A Ahmad Yani SIP MAPhD (cand).
Prof Sangkala mengatakan birokrasi itu berbasis rasional dan legalistik formal, semua aktifitas di birokrasi berbasis pada aturan, bentuknya SOP, juklak-juknis.
"Inovasi itu ada pada level pimpinan, jajarannya melaksanakan arahan. Nampaknya pimpinan birokrasi pemkot Makassar ini tidak paham tentang mesin birokrasi yang dipimpinnya" jelas Prof Sangkala dalam diskusi tersebut, Rabu (27/4/2016).
Prof Sangkala menjelaskan perbedaan inovasi di sektor publik dan swasta. Disektor publik inovasi itu harus lahir dari bawah, jadi inovasi itu harus jadi milik bersama. Jika inovasi dari pimpinan, maka tidak menjadi milik bersama (publik) agar inovasi dapat berkelanjutan.
“janganlah pemikiran inovasi di swasta disamakan dengan sektor publik” tambah Prof Sangkala.(*)