Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

LSM Nilai Pasar Tramo Maros Proyek Abadi

Koalisi LSM Pencari Keadilan Maros curiga, mandeknya pembangunan itu disebabkan adanya korupsi.

Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Pembangunan Pasar Tradisional Modern (Tramo) dinilai menjadi proyek abadi. Pasalnya, proyek tersebit dimulai sejak tahun 2009 lalu, mamun sampai sekarang belum rampung. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Pembangunan Pasar Tradisional Modern (Tramo) dinilai menjadi proyek abadi. Pasalnya, proyek tersebit dimulai sejak tahun 2009 lalu, mamun sampai sekarang belum rampung.

Koalisi LSM Pencari Keadilan Maros curiga, mandeknya pembangunan itu disebabkan adanya korupsi.

Koordinator Koalisi LSM Pencari Keadilan, Ismail Tantu mengatakan, Senin (21/3/2016) proyek yang membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Maros ini, tidak jelas target perampungannya.

"Pemkab Maros, terkesan setengah hati menuntaskan proyek warisan dari mantan Bupati Maros Nadjamuddin Aminullah," ujarnya.

Pada periode pertama pemerintahan Hatta Rahman dan Harmil Mattotorang, pembangunan diprioritaskan untuk revitalisasi pasar di Kecamatan. Sementara pasar Tramo dan sentral Maros terkesan dicueki.

"Setiap tahun proyek lanjutan pembangunan pasar Tramo dianggarkan di APBD, namun hingga kini belum juga rampung juga. Saya curiga ada penyelewengan disitu," katanya.

Bahkan, sejumlah bangunan kios yang baru dibangun kondisinya sudah rusak padahal belum pernah digunakan.

Menurutnya, selama tujuh tahun ini pembangunan pasar Tramo sudah menelan anggaran sebesar Rp14 miliar, Rp 7 miliar diantaranya bersumber dari APBN dan sisanya dari APBD yang dianggarkan secara bertahap.

"Yang jadi pertanyaan, kenapa belum juga rampung padahal anggarannya sudah puluhan miliar. Belum lagi kondisi bangunannya yang sudah rusak," katanya.

Ismail melanjutkan, secara teknis bangunan induk tramo memang sudah selesai. Tapi bangunan pendukung lainnya seperti ruko yang mengelilingi gedung induk, tempat parkir, tempat pemotongan hewan, pengelolaan limbah pasar dan sarana ibadah belum juga dibangun.

"Inilah satu- satunya proyek abadi Maros. Kalau memang lokasi pasar ini tidak representatif untuk dibangun, tidak usah dilanjutkan karena akan sia- sia saja," ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved