KPPU: Elpiji Pertamina Terlalu Mahal di ASEAN
KPPU juga akan merekomendasikan ke pemerintah, untuk mengubah regulasi yang menutup peluang keterlibatan pihak swasta untuk mengimpor gas
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Thamzil Thahir
Pelaku industri mengeluhkan harga jual gas yang terlampau tinggi di Indonesia dibandingkan dengan produk sejenis di negara-negara tetangga. Untuk itu, Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mendesak pemerintah untuk menurunkan harga gas industri menjadi US$ 5 per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu).
"Kami minta harga gas bisa ditekan menjadi US$ 5 per MMbtu," ujar Ketua Umum FIPGB Achmad Safiun di Jakarta, seperti dilansir Kontan.
Cadangan Gas
Dalam acara Gas Indonesia Summit and Exhibition di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (16/3) pekan lalu, terungkap penyerapan gas di dalam negeri belum banyak.
Kini sekitar 47% produksi gas Indonesia masih diekspor.
Namun, tanpa temuan sumber gas baru, di tahun 2019, Indonesia berpotensi menjadi importir pada 2019.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Cahyono Adi, mengemukakan dalam data prediksi neraca gas bumi Indonesia hingga 2030, disebutkan kebutuhan impor Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 1.777 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD).
Namun, jika ada temuan sumur gas baru, bisa jadi volume impor tak akan sebesar itu.
Selain itu, kata Agus, besaran impor akan dievaluasi secara detil setiap tahun sesuai dengan kebutuhan. "Impor itu kita buka dalam hal kita kekurangan pasokan," katanya.