Mantan Teroris Nasir Abbas 'Curhat' di Dialog Kebangsaan Kosgoro
Nasir sedikit menceritakan hiru pikuk selama menjadi seorang pelaku teroris.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan teroris dan guru Imam Samudra, Nasir Abbas hadir dalam dialog kebangsaan yang digelar Kosgoro di Balai Prajurit Jenderal M Jusuf, Jl Jend Sudirman, kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (26/2/2016).
Kehadiran Nasir Abbas pada dialog kebangsaan tentang "peran Kosgoro dalam memperkuat deradikalisasi dan ancaman terorisme" ini diundang sebagai salah satu saksi hidup mantan teroris.
Saat dipersilahkan oleh kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Saud Usman Nasution. Nasir sedikit menceritakan hiru pikuk selama menjadi seorang pelaku teroris.
Bahkan, Nasir mengungkapkan, sisa-sisa pelaku terorisme di Sulawesi Tengah, Poso yang dikomandoi oleh Santoso daeng Korro Cs adalah murid dari imam Samudra.
"Nah, ini imam samudra adalah murid saya, Santoso adalah murid dari imam samudra. Jadi sisa-sisa konflik di poso dimanfaat oleh kelompok radikal santoso masuk disana untuk sengaja mau memisahkan poso dan sebagai indonesia timur dari keutuhan NKRI," kata Nasir.
Tidak hanya di Poso, konflik Ambon juga dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk masuk kesana dan melakukan pemutusan NKRI, yakni Maluku dan Papua untuk dijadikan sebagai negara Islam.
Nasir juga mengungkapkan, dari tahun 2001. Wilayah Poso memang sudah menjadi incaran para kelompok radikal, olehnya itu kelompok Santoso hingga kini masih berkeliaran diwilayah tersebut.
Pidato dan cerita singkat yang disampaikan Nasir membuat ribuan kader Golkar dan Kosgoro decak kagum, bahkan mereka memberikan standing aplous kepada Nasir Abbas yang diketahui sekarang telah bergabung dengan Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
"Alhamdulillah saya sudah kembali kepada pelukan NKRI," ungkap Nasir. (*)