Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jajanan Putu Cangkir Terpanjang di Bajeng Gowa

Kue tradisional yang dujual di Jalan Poros Gowa-Takalar tersebut hanya ada satu macam yaitu putu cangkir.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mahyuddin
Jajanan Putu Cangkir Terpanjang di Bajeng Gowa - putu-cangkir_20160215_152953.jpg
TRIBUNTIMUR/MUSLIMIN
Pedagang putu cangkir di Desa Tanetea, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (15/2/2016)
Jajanan Putu Cangkir Terpanjang di Bajeng Gowa - putu-cangkir_20160215_153705.jpg
TRIBUNTIMUR/MUSLIMIN
Deretan pedagang putu cangkirdi Desa Tanetea, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (15/2/2016)

TRIBUNGOWA.COM, BAJENG BARAT - Di Kabupaten Gowa terdapat jajanan kue tradisional terpanjang di daerah yang pernah memiliki kerajaan maritim besar di wilayah timur Indonesia.

Tepatnya di Desa Tanetea, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sekitar 20 kilometer dari titik nol Kota Makassar.

Kue tradisional yang dujual di Jalan Poros Gowa-Takalar tersebut hanya ada satu macam yaitu putu cangkir.

Kue dari olahan beras ketan, gula dan kelapa tersebut sangat digemari pengguna jalan yang melintas di daerah tersebut.

Putu cangkir di masak dengan uap air dan dibentuk penyerupai bagian bawah cangkir, sesuai dengan nama kue tersebut.

Terdapat sekitar 50 kios yang berejejer di sepanjang jalan tersebut.

Selain menjual putu cangkir, pedagang sekitar juga berjualan aneka buah seperti apel, salak, jeruk dan buah lainya.

Ada juga makanan instan dan minuman dingin dan panas.

Salah satu penjual kue putu cangkir, Wati (28) menyebutkan, sebagian ibu rumha tangga di desanya berjualan putu cangkir.

“Saya sudah 10 tahun berjualan di sini, dulu cuman ada satu orang berjualan karena melihat peluang usaha, penjual terus bertambah,” kata Wati kepada Tribungowa.com

Ia menjelaskan, modal pembuatan kue putu cangkir dalam sehari Rp 500 ribu dengan keuntungan Rp 300 ribu per hari.

“Kalau laku semua, bisa untung sampai Rp 300 ribu, ditambah penjualan dari jualan buah kadang bisa sampai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta,” kata Wati.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved