Tarekat "Aneh" di Pangkep 22 Pangikut, Petani dan Pengusaha
Para pengikut ini diketahui serumpun keluarga.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNPANGKEP.COM-Sebanyak 22 pengikut tarekat yang disebut aneh di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Mereka kalangan petani dan pengusaha.
Para pengikut ini diketahui serumpun keluarga.
"Mereka semua punya kesibukan masing-masing, bertani dan menjadi pengusaha," kata Kepala Desa Bantimurung Thamrin kepada tribunpangkep.com, Minggu (24/1/2016).
Hingga berita ini ditulis pemerintah setempat belum mengetahui nama aliran tersebut.
Salah seorang pengikutnya, TA, mengatakan, membicarakan tarekat itu harus hati-hati.
"Kalau namanya tarekat itu pasti rahasia dibicarakan dan harus bicara berdua,” katanya saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Minggu (24/1/2016).
Menurut Thamrin, pengikut terekat tersebut sulit diajak kompromi.
Sebagai kepala desa, Thamrin mengaku tahu ada ketidaklaziman dalam tarekat itu.
“Saya berkali-kali kalau mereka salah lagi saya tegur dan perbaiki, mereka sedikit keras dengan apa yang dianutnya,” kata Thamrin.
Sebelumnya, Camat Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Andi Irfan membenarkan jika ada warganya yang menganut tarekat yang tidak lazim itu.
“Saya sudah kunjungi mereka untuk beritahu mereka kalau ajaran mereka itu tidak sama seperti umumnya kita umat muslim,” katanya kepada tribunpangkep.com, Minggu (24/1/2016).
Menurut Irfan, tarekat yang dimaksud masuk di DesaBantimurung sejak pertengahan tahun 2015.
"Ini bukan aliran sesat, ajaran tarekat, tapi mereka melakukan hal yang tidak lazim,” Irfan menambahkan.
Tarekat yang lazim di kalangan kaum muslimin adalah seperti tarekat Khalwatiyah.
Tarekat berkembang di Indonesia, berasal dari Mesir. Nama tarekat ini diambil dari nama pendirinya, yakni, Syekh Muhammad Al-Khalwati.
Tarekat berasal dari bahasa Arab: Tariqah.
Artinya, metode atau cara yang mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. (*)