Sarjana Elektro Unhas Pastikan ‘Iron Man’ Bali Bohong, Ini Penjelasannya
Satu-satunya fungsinya yang dapat dipercaya adalah bahwa itu barang menjadi penopang tangannya doang...
Penulis: Ilham Arsyam | Editor: Ilham Arsyam
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu sarjana lulusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin (Unhas) Canny Watae menyebut I Wayang Sumardana alias Tawan berbohong.
Canny dalam akun facebooknya, Kamis (21/1/2016) mengungkap sejumlah analisa terkait robot tangan ciptaan Tawan. Dia berkesimpulan jika itu hoax.
Tawan mengklaim robot tangan itu diperintahkan melalui otaknya. Oleh karena itu dia dijuluki Iron Man Bali.
Canny Watae menulis:
Maaf, tanpa mengurangi rasa hormat pada kawan kawan yang sempat bersimpati pada Tawan, si "Iron Man" dari Bali, yang diberitakan membuat lengan robot untuk mengatasi kelumpuhan salah satu lengannya yang katanya karena stroke, saya mau bilang: orang ini bohong.
Mencermati rangkaian elektronik yang dirangkai Tawan dari berbagai perangkat elektronik bekas, yang saya lihat fotonya di BBC dan saya cermati videonya di Metro TV yang di-youtube-kan, saya yakin rangkaian itu tidak ada hubungannya dengan "menghasilkan gerak mekanik".
Justru, sebaliknya, melihat ada "jeroan" printed-circuit-board (PCB) mouse di situ, itu malah alat konversi gerakan mekanik (nge-klik) ke isyarat elektrik.
//
Pengalihan isu macam mana pula ini? Ditayangkan Metro TV, diwartakan pula oleh BBC?Maaf, tanpa mengurangi rasa hormat...
Dikirim oleh Canny Watae pada 21 Januari 2016
Demikian pula penggunaan aki 12V sebagai tegangan kerja untuk berbagai papan sirkuit elektronik yang ada di rangkaian itu.
Nggak segitunya, kale? Ambil contoh, di situ ada kabel USB (yang entah apa guna keberadaannya), kalau lah digunakan untuk supplying power, itu level tegangan perangkat yang dipasoknya ada di kisaran 3 sampai 6 Volt saja.
Kalau toh USB itu berfungsi sebagai murni port komunikasi (serial port), dia menjadi perantara perangkat apa ke perangkat apa? Saya nggak bingung, malah saya langsung bisa vonis ini barang tipu-tipu (!)
Lutjunya lagi, BBC ikut-ikutan menegaskan bahwa ini barang bekerja dengan sistem Electroencephalography atau EEG.
Aduhhh!!? Kok ya BBC yang sering menayangkan laporan sains dan teknologi ini tidak cross-check ke para pakar EEG itu sendiri ya?
Dari lacak singkat saya di salah satu situs media, EEG itu sendiri merupakan salah satu metode untuk mengukur kelainan otak.