Bom Sarinah
Dalang Bom Sarinah Ternyata Alumnus Kampus Ini, Mantan Aktivis Mahasiswa, Anda Kenal?
Ia angkatan pada tahun . . .
TRIBUN-TIMUR.COM - Bahrun Naim, yang dituduh menjadi dalang di balik serangan teror di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, merupakan tamatan D-3 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah.
"Kami sudah melakukan pelacakan terhadap nama yang diduga (dalang teror bom). Dan ternyata benar ia salah satu alumni D-3 Ilmu Komputer Fakultas MIPA UNS. Ia angkatan 2002 dan lulus tahun 2005. Namanya adalah Bahrun Naim," jelas Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNS, Jumat (15/1).
Namun Bahrun Naim, yang pernah menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer, disebut memiliki nilai akademik yang tidak cukup baik.
Dia juga tercatat sebagai warga RT 01/RW 01, Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, dan dikenal sebagai orang yang pendiam serta jarang ikut kegiatan masyarakat, seperti dilaporkan wartawan lepas di Solo, Fajar Sodiq, untuk BBC Indonesia.
"Ia tidak banyak bicara orangnya. Saya terakhir ketemu (Naim) tahun yang lalu," tutur Ketua RT 01/RW 01, Sangkrah, Sugeng.
Tanggal 9 November 2010, dia ditangkap Densus bersama barang bukti ratusan butir amunisi dan Pengadilan Negeri Solo memvonis penjara dua tahun enam bulan.
Selama menjalani hukuman, dia juga dikenal tidak banyak bicara namun sering membantu dalam soal komputer, seperti dikenang staf Bimbingan Kegiatan Rutan Kelas 1A Solo, Juniedi.
"Ia sering membantu pihak Rutan, kalau pas ada komputer rusak, program-program komputer. Bahrun juga membuatkan blog untuk usaha bengkel las saya," kata Juniedi.
Kepolisian Indonesia menyebut saat ini Bahrun Naim berada di Suriah.
Target Makassar
Pengamat teroris Al Chaidar menilai setelah menyerang polisi dan warga sipil di Sarinah Plaza, Jakarta, pendukung Negara Islam Irak dan Suriah selanjutnya menyerang kota besar lainnya.
"Serangan teroris kemarin ditujukan kepada polisi, dilakukan pendukung ISIS. Mungkin akan ada serangan lanjutan di kota-kota lain seperti Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan," ujarnya Al Chaidar mengungkapkan melalui aplikasi WhatsApp kepada Tribun Medan (TRIBUNnews.com Network) pada Jumat (15/1/2016).
Ia menambahkan, pola serangan bom dan penembakan warga sipil yang dilakukan pendukung ISIS akan berlangsung di pusat-pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan.
"Biasanya di pusat-pusat keramaian seperti mal-mal atau di tempat-tempat pos polisi. Polisi ditarget karena sudah menangkap teman-teman mereka yang dituduh teroris," kata dosen FISIP Universitas Malikussaleh Aceh ini.
Menurut dia Indonesia menjadi target serangan ISIS karena mayoritas penduduknya Muslim, tapi, perusahaan-perusahaan kapitalis milik Amerika Serikat tumbuh subur di sini.
"Indonesia ditarget karena terdapat Muslim terbesar di sini. Tapi penguasanya zalim dan kapitalis," kata Al Chaidar.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror berhasil meringkus 12 orang teroris di Indonesia sepanjang November-Desember 2015 dan turut disita peta DKI Jakarta.
Identitas pria bertopi todongkan senjata
Sejak kemarin, banyak beredar di media massa maupun media sosial soal seorang pria yang diduga salah satu pelaku teror bom di Sarinah Jakarta.
[Afif, terduga teroris pada rentetan pemboman dan penembakan di Sarinah dan sekitarnya, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). XINHUA/VERI SANOVRI]
Pria tersebut tertangkap kamera, menggunakan celana jins, berkaos hitam, menggunakan topi merek Nike dan tas ransel, serta tas salempang.
Pria ini juga terlihat jelas memegang sebuah senjata laras pendek dan menembak secara membabi-buta ke arah polisi dan warga di tengah jalan.
Beruntung dari aksi baku tembak pelaku dengan kepolisian, pria itu bisa dilumpuhkan dan ditembak di bagian kepala.
Saat ini jenazah pria itu sudah berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diidentifikasi.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti angkat suara soal pria tersebut.
Berdasarkan hasil pengecekannya ke RS Polri, dikenali pria itu ialah Afif.
"Pria yang pakai topi, kaos hitam yang mukanya beredar di media itu Afif, kalau tidak salah nama aslinya Afif alias Sunakim atau siapa saya lupa,"kata Badrodin, Jumat (15/1/2016) di Mabes Polri.
Badrodin melanjutkan Afif pernah ikut dalam serangkaian pelatihan militer di Aceh, dalam kaitan Abu Baakar Baasyir.
"Afif dulu pernah ditangkap di Aceh, kena kasus pelatihan militer. Dia divonis kalau tidak salah tujuh tahun," kata Badrodin.(bbc/tribun medan/tribunnews)