Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lokakarya PTNBH IKA Unhas

Apa Kata Alumni Saat Unhas Memasuki PTN-BH?

Alumnus Fakultas Ekonomi Unhas yang kini Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah Erbe, mengungkap sedikit kekhawatiran.

Penulis: AS Kambie | Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Apa Kata Alumni Saat Unhas Memasuki PTN-BH?
Courtesy: Anmshar Saud
Inilah trio Panitia Kerja Lokakarya PTN-BH IKA Unhas Jabodetabek di Hotel Best Western, Jl Botolempangan, Makassar, Sabtu (28/11/2015). (Dari kiri) Anshar Saud (FF 96), M Imam Saleh (Sipil 2009), dan M Arno (Geologi 2006).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASAR - Sejumlah alumni menyampaikan padangan dalam dalam Lokakarya Strategi & Program Pengelolaan Unhas Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang digelar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Wilayah Jabodetabek di Hotel Best Western, Jl Botolempengan No 67, Kota Makassar, Sabtu (28/11/2015).

Alumni yang juga Dosen FKM Unhas berpendapat singkat, “Saya percaya alumni adalah potensi yg independen dan bisa berkontribusi.”

Ketua Ikatan Alumni Teknik Unhas/ IKATEK Wil Sulawesi, Ir Anshar Rahman, mengingatkan pentingnya busines plan diterapkan dalam mengelola Unhas sebagai PTN-BH.

“The entrance strategy is more important than to exit. Pengawasan ketika awal penting sekali. Busines plan, bagaimana PTNBH plan ini ketika ini kita laksanakan, bagaimana pelaksana-pelaksana yang ada di Unhas sebab jangan sampai business plannya tidak masuk, salah merencanakan, berarti kita merencanakan kegagalan,” jelas Anshar Rahman.

Ketua IKA Unhas Jabodetabek, Andi Razak Wawo, meminta alumni Unhas yang duduk di kementerian ikut membantu maksimal.

“Dirjen, anggaran penelitian dan pembangunan, Pak Jumain (Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Dr Ir Jumain Appe MSi), alumni Unhas yang berada dalam posisi sebagai pengambil kebijakan, tolong dibantu naikkan anggraan litbangnya untuk kampus terutama untuk Unhas,” kata Wawo.

Ketua Dept Riset, Perguruan Tinggi & Teknologi IKA UH Jabodetabek, Ir M Sapri Pamulu PhD, menilai Unhas punya scorecard sehingga alumni tentu juga punya scorecard. “Apa yang diharapkan oleh UH untuk alumni, sehingga nanti mungkin alumni bisa menjembatani,” katanya.

Sapri menilai, ada kesenjangan nyata antara alumni dan kampus antara demand & supplynya. “Posisi alumni diharapkan, tidak hanya mengisi salah satu unsur MWA tetapi utk menjembatani agar ada breaktrough yang bisa ditempuh. Selama ini kita secara personal mungkin terjembatani, tetapi mungkin tidak mencapai secara strategik,” jelas Sapri.

Alumnus Fakultas Ekonomi Unhas yang kini Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah Erbe, mengungkap sedikit kekhawatiran.

“Kita sedikit khawatir, gambaran tentang struktur pendidikan tinggi yang dipaparkan itulah merupakan wawasan tentang neoliberalisme, tidak secara negatif tapi bersifat netral,” kata Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel itu.

Ni’matullah mengajak hadirin menghayati ulang makna kehadiran perguruan tinggi. “Kita harus mengingat kembali alasan awal berdirinya sebuat perguruan tinggi, ketika di tengah jalan, berubah, kira harus berhati-hati menjaga agar jangan sampai berubah orientasi. Saya yakin di 10-20 tahun awal mungkin betul, tapi mungkin 20 tahun yang akan datang baru terasa,” kata Ni’matullah.

Alumnus yang juga Guru Besar FKM Unhas, Prof Arsunan Arsin, berkata, “Harus dibuat harus betul-betul membuat fondasi yang betul tentang Unhas sebagai PTNBH. Mengenai marwah mahasiswa, sudah tidak muncul lagi latihan-latihan kepemimpinan yang getol menghasilkan pemimpin-pemimpin mahasiswa.”

Ketua Masika ICMI Sulsel yang juga Dosen Jurusan Hubungan Internasional Unhas, Ashry Sallatu, mengungkap kreasi di jurusannya dalam rangka mengisi PTN-BH.

“Jurusan kami telah berkreasi dengan membuat laboratorium Hubungan Internasional dimana dosen, mahasiswa dan alumni bisa masuk lab bekerja membuat program bersama dan hasilnya menggembirakan,” kata Gego, sapaan Ashry.

Alumni Teknik Sipil Unhas yang kini bergelut di konsultan politik, Ir Irfan AB, mengajak semua pihak untuk mengukur keberhasilan Unhas lewat alumninya.

“Kita mesti juga melihat dari sudut pandang IKA, bgmn mengukur keberhasilan UH kita bisa mengukur keberhasilan alumninya, apakah di bidang sosial, ekonomi, politik. Sehingga mesti ada buku profil alumninya,” kata Irfan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved