Lorenzo Lagi "Sial", Dia Batal Balapan di Race of Champions
Masuk kategori derajat kedua, menimpa kaki sebelah kiri.
TRIBUN-TIMUR.COM - Juara Dunia MotoGP 2015 Jorge Lorenzo harus membatalkan keikutsertaannya di ajang Race of Champions (RoC) yang akan diselenggarakan di London, Sabtu (21/11/2015).
Hal itu ada kaitannya dengan luka bakar di kakinya saat merayakan kemenangan di Mallorca, (13/11/2015) lalu.
Seperti dilansir Crash.net, Jumat (20/11/2015), luka bakar Lorenzo tergolong cukup parah, masuk kategori derajat kedua, menimpa kaki sebelah kiri.
Luka itu didapat saat pipa radiator sepeda motor yang ditunggangi Lorenzo saat perayaan kemenangan copot, membuat air mendidih di dalamnya mengenai kaki.
Lorenzo menyatakan sangat sedih tidak bisa mengikuti RoC. Namun saran dokter menyatakan bahwa luka bakar di kakinya butuh perawatan lebih lanjut, dan untuk sementara Lorenzo dilarang untuk melakukan kegiatan balap karena dikhawatirkan timbul komplikasi.
”Saya tahu bakal ada banyak fans yang mendukung saya di London, jadi saya akan melewatinya. Ini adalah event yang sangat bagus. Sekarang saya akan mencoba sekuat tenaga untuk kembali ke Race of Champions tahun depan,” kata Lorenzo.
Peraih medali emas balap sepeda di Olimpiade, Sir Chris Hoy akan menggantikan Lorenzo dalam event yang diselenggarakan di Olympic Stadium, London.
Ajang ini diselenggarakan tahunan yang diikuti berbagai pebalap dunia lintas kendaraan. Mick Doohan akan menjadi satu-satunya wakil dari balap sepeda motor setelah Lorenzo absen.
Rossi Kalah, Sponsor Lorenzo Cabut
Produsen jam tangan asal Italia, Sector No Limits baru saja mengumumkan mengundurkan diri sebagai sponsor Lorenzo sekaligus juara dunia MotoGP 2015.
[Iklan Sector No Limits. FOTO: MOTOGRANDPRIX.MOTORIONLINE.COM]
Dikutip dari laman motorsport.com, Jumat (13/11/2015), keputusan itu diambil setelah munculnya kontroversi seputar gelaran MotoGP.
Tak hanya itu, insiden yang melibatkan antara pebalap satu tim dengan Lorenzo, Valentino Rossi dengan pebalap dari tim Repsol Honda, Marc Marquez di Sepang turut menjadi pemicunya.
Usai insiden itu, Rossi dijatuhi hukuman penalti berupa start dari belakang grid pada seri akhir MotoGP di Valencia.
Namun, Rossi banding kepada CAS.
Nah, di situlah Lorenzo meminta agar mengintervensi banding itu.
Ternyata permintaan intervensi itu ditolak.
"Sector No Limits selalu mengedepankan dari nilai-nilai sportivitas, persaingan sehat dan tantangan, integritas," demikian pernyatan resmi manajemen perusahaan produsen jam tangan itu.
Ditambkan dalam pernyataan itu, "Menyatakan tidak setuju terhadap sederetan peristiwa yang telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir sebagai bagian dari kejuaraan dunia MotoGP."
Rencana Terbaru Marquez Kepada Rossi
Ada kabar gembira bagi Anda para penggemar balapan MotoGP.
Dikutip dari Crash.net, Rabu (11/11/2015), Marquez mengaku berencana berdamai dengan Rossi.
Keingian ini disampaikan Marquez guna mengkhakhiri konfilknya dengan Rossi setelah insiden di Sepang dan tuduhan di Valencia.
Di MotoGp Sepang, Malaysia, Minggu (25/10/2015), Marquez terjatuh saat melakukan manuver berbahaya dengan cara memepet Rossi.
Di MotoGP Valencia, Spanyol, Minggu (8/11/2015), Rossi menuding Marquez menjadi “pengawal” Jorge Lorenzo yang menjadi juara dunia MotoGP 2015.
Marquez telah membantah tuduhan Rossi.
Pada Selasa (10/11/2015), ia menyebut motor Lorenzo melaju sangat cepat sehingga sulit disalip.
"(Saya sudah mengatakan) pekan lalu merupakan pekan yang sangat yang sulit bagi saya," kata Marquez.
“Sejak di Malaysia (MotoGP di Sepang), saya jengkel dan sangat tidak nyaman pada situasi ini. Sungguh sangat aneh. Kejadian di Malaysia sangat berbeda dengan di Australia (MotoGP Philip Island) ketika saya menang lima poin dari Lorenzo,” katanya lebih lanjut.
“Pokoknya setelah Malaysia (GP Sepang), saya hanya fokus menang di GP Valencia (seri akhir) dan menjadi juara dunia. Jujur itu benar-benar sangat sulit untuk menjaga konsentrasi dan fokus. Aku melakukannya secara baik. Aku mulai benar-benar terkonsentrasi perlombaan dan mencoba untuk menang,” Katanya lagi.
"Setelah GP Malaysia, saya hanya berpikir untuk menang di Valencia. Namun, memang sangat sulit untuk tetap berkonsentrasi dan fokus," kata Marquez lagi. "Saya bukan orang bodoh. Saya tahu risiko bila tidak menang di sini. Namun, Jorge berlomba dengan luar biasa dan merupakan yang tercepat di Valencia. Saya mau bicara apa?" ungkap Marquez lagi.
"Aku tahu situasi sebelum balapan. Saya tidak bodoh. Saya pikir, 'Jika Anda tidak menang Anda dalam situasi ini.' Sayangnya aku tidak bisa memenangkan balapan karena Lorenzo membalap yang luar biasa. Ia pebalap yang tercepat finish di Valencia.”
Marquez mengatakan, dirinya telah berusaha berdamai dengan Rossi pada hari Kamis (5/11/2015) saat semua pebalap berkumpul.
"Tentu saya sangat tidak sepakat tudingan Rossi. Ia terus menuding saya, Pedrosa, Honda, Lorenzo, dan semua pebalap. Saya hanya berharap suatu saat akan berdamai berdamai dengan dia," kata Marquez.
Kebohongan Marquez Menurut Rossi
Rossi mengungkapkan adanya ketakutan dalam dirinya pada balapan MotoGP 2016.
Ketakutan itu adalah perseteruan dirinya dengan Marquez pada balapan MotoGP 2015 yang belum berakhir.
Setelah pebalap sesama timnya, Jorge Lorenzo dinobatkan juara dunia MotoGP 2015, Rossi buru-buru mengutuk Marquez.
Demikian dikutip dari Motosport.com, Selasa (10/11/2015).
Rossi merasa Maquez telah menjadi "pengawal" Lorenzo karena satu negara asal atau kini disebut "Konspirasi Spanyol".
Marquez dituding sengaja mengekor di belakang Lorenzo agar Lorenzo finish paling awal pada seri terakhir.
Kata Rossi, ini adalah perbuatan paling memalukan pada olahraga bergengsi ini.
Pada balapan MotoGP 2016, Rossi tidak mau sebut Lorenzo sebagai lawan baginya.
Pebalap asal Italia itu justru penasaran dengan apa yang akan terjadi antara dirinya dengan Marquez.
"Walaupun juara dunia tahun ini, saya tidak melihat jika Lorenzo akan jadi masalah besar bagi saya dalam merebut kembali gelar yang sama pada tahun depan," kata Rossi.
"Namun, saya cukup takut dengan apa yang akan terjadi tahun depan dengan pebalap seperti Marquez, yang memilih untuk tidak memenangi balapan demi membahayakan pebalap lain. Saya tidak tahu bagaimana nanti akhirnya," ujar putera mantan pembalap GP 250 cc Graziano Rossi itu.
Itulah dimaksud Rossi sebagai perbuatan Marquez yang memalukan.
Lebih lanjut, dia mengaku khawatir pada masa depan MotoGP karena pebalap muda asal Spanyol tersebut akan jadi satu di antara calon kuat juara dunia masa depan.
"Marquez merupakan calon juara masa depan MotoGP. Dia punya bakat luar biasa, usianya baru 22 tahun dan masih punya karier panjang. Namun, di seri akhir MotoGP 2015, dia berbohong," ujar Rossi menuding.
"Sebelum seri akhir, dia (Marquez) berkata akan melakukan segalanya demi mengalahkan Lorenzo karena itu penting bagi Repsol Honda sebagai timnya tapi dia malah melakukan hal sebaliknya saat balapan," kata Rossi, si pecinta anjing.
Pacar dari Linda ini juga mengatakan, dia sudah mengungkapkan langsung adanya kebohongan itu terhadap Marquez saat pertemuan dengan para petinggi MotoGP, tiga hari sebelum balapan.
"Kamis, saya mendapat kesempatan bertemu para petinggi kejuaraan, dan saya katakan apa yang akan terjadi selama tiga hari di Valencia," kata Rossi.
"Mereka mengatakan itu tidak mungkin, tetapi ternyata yang terjadi tepat seperti itu," ujar Rossi.
Graziano: Rossi Tidak "Tendang" Marquez di Sepang
Kegagalan Rossi meraih gelar juara dunia MotoGP 2015 karena sejumlah faktor.
Satu di antaranya karena harus start di belakang saat balapan seri terakhir di Circuit Ricardo Tomo, Valencia, Spanyol, Minggu (8/11/2015).
Itu bentuk hukuman bagi “The Doctor” karena “menendang” pebalap dari tim Repsol Honda, Marc Marquez saat balapan di Sepang, Minggu (25/10/2015).
Saat itu, Rossi membantah menendang, justru menurutnya Marquez yang terlalu memepet dirinya hingga rawan menyebabkan kecelakan.
Ayah Rossi, Graziano Rossi angkat bicara soal insiden itu.
Berikut ini kutipan wawancara mantan pebalap GP 250 cc tersebut terkait itu sebagaimana dikutip dari Cycleword.com, Senin (9/10/2015).
Apa yang Anda pertama kali pikirkan ketika Anda melihat insiden di Sepang?
Saya menyaksikan GP Malaysia dari rumah.
Pikiran pertama saya? Rossi hanya bisa melakukan apa yang dia lakukan dan sekarang mari kita lihat apa yang akan terjadi besok.
Tapi saya tidak akan pernah membayangkan bahwa itu akan terjadi seperti itu.
Apakah Rossi kehilangan konsentrasi atau berada di bawah tekanan, seperti ditulis media massa umumnya?
Rossi tidak kehilangan kepercayaan dirinya.
Itu akan menjadi masalah serius jika ia menendang Marcquez, tapi ini tidak terjadi. Dia tidak menendang.
Dia melakukan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan.
Pada faktanya, Rossi dan Marquez saling salip Lorenzo dan Pedrosa menarik diri (dari aksi itu).
Dari sudut pandang seorang pebalap, itu mudah untuk memahaminya.
Rossi tidak bisa terus kehilangan waktu karena dia terus dipepet Maquez.
Dia memperingatkan Marquez agar tidak memepetya tetapi tiba-tiba Marquez menekan rem dan akhirnya jatuh.
Ini sangat menguntukan Rossi karena tidak jatuh.
Dia benar-benar tidak ingin membuat Marquez kecelakaan.
Seorang pebalap tentu tak pernah menginginkan adanya kecelakaan.
Lorenzo: Rossi Frustrasi Karena Gagal Juara Dunia
Lorenzo percaya rekan satu timnya pada Yamaha, Rossi sedang menunjukkan rasa frustrasi karena misinya menjadi juara dunia MotoGP 2015 gagal tercapai.
Demikian dikutip dari Motorsport.com, Selasa (10/11/2015).
Rossi kehilangan gelar dan mahkota juara dunia diambil Lorenzo.
Pebalap asal Spanyol itu memenangkan seri akhir (final) karena finish pada urutan pertama di Circuit Ricardo Tomo, Valencia, Spanyol sedangkan pebalap asal Italia, Rossi hanya bisa finish pada urutan keempat setelah start dari bagian belakang grid.
Rossi yang dijuluki pembalap eksentrik telah membukukan sembilan gelar juara dunia, sekali di kelas 125cc pada tahun 1997, sekali di kelas 250cc (1999), dan tujuh kali juara dunia di kelas puncak 500cc/MotoGP (2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008 dan 2009).
Lorenzo menganggap pula Rossi sedang frustrasi karena menurutnya tahun ini adalah kesempatan terakhir bagi “The Doctor” itu untuk meraih gelar ke-10.
Pebalap berusia 28 tahun ini percaya penyebab Rossi kali ini gagal juara karena ada pebalap dari tim Honda yang lebih cepat.
"Sudah jelas ada pebalap muda yakni Marquez yang lebih cepat daripada dia (Rossi), dan statistik membuktikan itu," kata Lorenzo kepada media Spanyol.
“Balapan ini memang membuat Rossi harus frustrasi karena tidak bisa lebih cepat sedikit dan memungkinkan saya final pada posisi pertama sehingga bisa juara dunia. Sayalah yang diuntungkan di Valencia,” kata Lorenzo lagi.
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada musim selanjutnya tetapi mungkin seperti yang dialami (Rossi) akan terjadi juga pada saya, ini adalah kesempatan untuk menjadi juara dunia."
Dia menambahkan, "Semua kontroversi dan komentar ini tidak akan terjadi jika Rossi secepat Marc dan saya, dan jika ia telah memenangkan balapan lagi.
"Jika memang lebih Rossi lebih cepat dan konsisten tak ada insiden di Sepang, maka sebenarnya dia bisa juara. Dia tahu itu tapi telah menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih gelar ke-10,” ujar Lorenzo.
Lorenzo merasa, semua data telah menujukkan dirinya memang sangat pantas menjadi juara dunia.
Konspirasi Spanyol
Sebelumnya, Rossi menuding Lorenzo berbuat curang karena dibantu pebalap senegaranya (Spanyol), yakni Marquez dan Pedrosa.
Marquez dan Pedrosa menurut Rossi memang sengaja finish pada urutan kedua dan ketiga.
“Saya sudah berusaha (finish pada urutan pertama) sesuai dengan kemampuanku tapi situasi sungguh aneh. Marquez malah menjadi pengawal Lorenzo. Sungguh sangat memalukan bagi dunia olahraga,” kara Rossi sebagaimana dikutip dari Theguardian.com, Senin (9/11/2015).
Rossi berharap pihak otoritas dapat turun tangan mengatasi persoalan ini sebagaimana dituduhkan sebab telah memperburuk citra olahraga balap.
Lebih lanjut, Rossi mengatakan, Lorenzo sebenarnya layak menjadi juara dunia tapi ia tak mengerti mengapa bisa dibantu pebalap dari Repsol Honda.
Lorenzo berasal dari tim Movistar Yamaha, sama dengan Rossi.
Menanggapi Rossi, Marquez mengatakan, dirinya sebenarnya sadar akan adanya tuduhan demikian jika finish pada urutan kedua.
“Saya sebenarnya selalu memberikan segalanya (untuk menang) dan saya tahu akan ada orang yang akan mengatakan bahwa saya finish pada urutan kedua karena ingin Lorenzo menang," katanya.
Selama balapan, Marquez terlihat tak pernah hampir menyalip Lorenzo.
Bahkan, ban depan motor Marquez tak pernah sejajar dengan ban belakang motor Lorenzo.
"Sebenarnya mereka tahu apa yang saya kejar dan mereka orang Spanyol, jadi itu telah membantu saya. Jika di balapan lain mereka mungkin sudah berusaha menyalip," kata Lorenzo.
"Pedrosa melakukannya secara baik karena sebetulnya dia bisa overtake (menyalip) secara gila. Jika ini digelar di Italia dengan dua orang Italia di belakang Rossi, kejadian yang sama bisa jadi terjadi,” katanya lagi menambahkan ucapan Marquez, peraih gelar juara dunia MotoGP dua musim, guna menanggapi Rossi.
Wawancara dengan Ayah Rossi
Impian pebalap dari tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi mendapatkan gelar juara dunia MotoGP 2015 tidak terwujud.
Gelar itu jatuh kepada rekan satu timnya, Jorge Lorenzo, padahal banyak fans Rossi datang ke Valencia, Spanyol, Minggu (8/11/2015) kemarin, guna memberi dukugan.
Sejumlah t-shirt bertuliskan "#IostoconValentino," yang berarti "Saya mendukung Valentino” meramaikan Valencia.
Ayah Rossi Graziano dan ibu Rossi Stefania turut datang ke Valencia untuk memberi dukungan.
Bagaimana dia melihat putranya saat gagal jadi juara dunia?
Berikut ini wawancara Cycleword.com dengan Graziano usai balapan, sebagaimana dikutip, Senin (9/11/2015).
Anda sebagai seorang ayah, bagaimana melihat beratnya tantangan dihadapi Rossi terutama saat seri terakhir?
Berada (start) pada posisi belakang grid menjadikan Rossi sepertinya mustahil untuk finish pada posisi paling depan, sebagaimana dia target agar bisa meraih gelar juara dunia.
Kami menunggu sampai chequered flag (bendera kotak-kotak (artinya finish atau berakhirnya sebuah sesi) itu dikibarkan, meskipun misi Rossi untuk finish paling depan tak terwujud.
Bukan dia yang finish paling depan.
Apa yang saya, Stefania, dan penggemar lakukan ini semata-mata karena kecintaan terhadap Rossi yang tak terbatas.
Rossi sempat memimpin kejuaraan (MotoGP) dan semuanya berjalan secara tepat, bagaimana Anda melihat penampilannya sekarang?
Tahun lalu, Rossi bekerja guna keras mempersiapkan seri tahun ini.
Dari lap pertama, ia membuat kejuaraan balap ini sedemikian rupa indah dan banyak orang mengatakan bahwa ini adalah kejuaraan terbaik dari awal hingga akhir.
Apakah Anda berpikir gelar juara yang sebelumnya diprediksi akan diraih Rossi, namun akhirnya jatuh kepada Jorge Lorenzo atas campur tangan pihak ketiga?
Saya masih belum memahami hal ini.
Apa yang Anda pertama kali pikirkan ketika Anda melihat insiden di Sepang?
Saya menyaksikan GP Malaysia dari rumah.
Pikiran pertama saya? Rossi hanya bisa melakukan apa yang dia lakukan dan sekarang mari kita lihat apa yang akan terjadi besok.
Tapi saya tidak akan pernah membayangkan bahwa itu akan terjadi seperti itu.
Apakah Rossi kehilangan konsentrasi atau berada di bawah tekanan, seperti ditulis media massa umumnya?
Rossi tidak kehilangan kepercayaan dirinya.
Itu akan menjadi masalah serius jika ia menendang Marcquez, tapi ini tidak terjadi. Dia tidak menendang.
Dia melakukan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan.
Pada faktanya, Rossi dan Marquez saling salip Lorenzo dan Pedrosa menarik diri (dari aksi itu).
Dari sudut pandang seorang pebalap, itu mudah untuk memahaminya.
Rossi tidak bisa terus kehilangan waktu karena dia terus dipepet Maquez.
Dia memperingatkan Marquez agar tidak memepetya tetapi tiba-tiba Marquez menekan rem dan akhirnya jatuh.
Ini sangat menguntukan Rossi karena tidak jatuh.
Dia benar-benar tidak ingin membuat Marquez kecelakaan.
Seorang pebalap tentu tak pernah menginginkan adanya kecelakaan.
Bukankah telah menjadi pilihan bagi Rossi untuk tetap berada di posisi keempat di belakang Marquez?
Jika Anda memiliki dua bola, Anda tidak dapat membuangnya.
Apakah Anda pikir momen balapan ini dapat mempengaruhi motivasi anak Anda di masa depan?
Balap motor adalah hal yang paling penting untuk dinikmatinya dan hal itu pula yang akan membuatnya kehilangan motivasi setelah dari Linda, pacarnya.
Jadi saya tidak berpikir jika motivasinya bisa berubah.
Darimana motivasi ini berasal?
Setiap orang memiliki mimpi dalam hidupnya, misi untuk mencapai tujuan.
Bagi Rossi, motivasi itu datang dari arena balapan. Tapi paling banyak motivasi itu datang dari pacarnya.
Maaf, saya bercanda.
Apa yang begitu istimewa dari Rossi ketika ia masih kecil?
Dia sangat penasaran akan sesuatu hal tapi anak-anak seperti itu.
Dia benar-benar menikmati saat sedang menyelesaikan pekerjaannya yang paling sulit sekali pun tapi anak-anak lain juga melakukan itu.
Setiap anak memiliki bakat tapi kadang-kadang mereka tidak tahu kalau memilikinya, atau mungkin mereka tidak tahu apa yang mereka miliki itu adalah anugerah dari Tuhan.
Rossi memiliki bakat begitu besar.
Saya sebagai ayah membuat anak-anak bermain, pertama-tama melalui mainan yang mereka suka.
Ternyata Rossi suka pada mainan yang membutuhkan kecepatan.
Rossi terus menikmati permainan itu bahkan mengembangkannya.
Saya pikir akan sulit jika dia tidak menyalurkan bakat itu.
Rossi punya bakat, ia menikmati balapan dan ini sudah menjadi hidupnya.
Bisakah Anda ceritakan kisah tentang Rossi sebagai seorang anak?
Terakhir kali saya memberinya saran sebagai seorang mantan pembalap sekaligus bapak sewaktu dia masih berusia 10 tahun.
Kami berada di sirkuit di Cattolica, dekat dengan Misano.
Rossi start paling depan dan ia memilih berada di sisi kanan lintasan karena tikungan pertama adalah di sebelah kanan.
Saya pernah bersama dengannya di grid start dan saya menyarankan bahwa ia harus start dari sisi kiri kalau mau menang.
Rossi menatapku dari bawah visor dan mengatakan kepada saya, "Ayah, serahkan padaku!”
Apa momen terbaik dalam karirnya selama 20 tahun?
Setiap kali dia meninggalkankanku karena pergi balapan, saya memeluknya dan dia memelukku kembali.
Sepanjang kariernya, setidaknya dia telah memelukku 200 kali, begitu pula sebaliknya.
Momen terbaik bagi saya adalah pelukan itu.
Apa yang akan dilakukan Rossi dalam 10 tahun ke depan?
Mungkin tetap di superbike bersama Yamaha! Saya bercanda.
Saya melihat dia di mobil balap atau mungkin bermain dengan anak-anak di VR46 Academy.(*)