Serangan Berdarah di Paris
'Balas Dendam', Pihak Ini Dukung Teror Berdarah di Paris Karena Alasan Ini
ISIS mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangkaian pengeboman dan penembakan di Paris yang menewaskan 128 orang pada hari Jumat lalu
TRIBUN-TIMUR.COM - Serangan berdarah di Paris, Perancis pada hari Jumat (13/11/2015) lalu dikutuk oleh berbagai kalangan namun di lain pihak ada kalangan yang sepertinya mentolerir ISIS, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Adrian Fadillah, contohnya menulis pada akun Facebook BBC Indonesia, "Kemarin beberapa saat setelah teror Paris, seperti kebanyakan orang, saya mengunggah gambar 'Pray for Paris'. Seolah saya turut bersedih."
"Padahal tidak! Pagi ini saya memutuskan untuk menghapus gambar-gambar itu dari beberapa akun media sosial yang saya punya. Saya tidak berdoa untuk Paris... Saya bosan dengan semua sentimen Islamofobik yang memojokkan Islam."
[Serangan di beberapa tempat di ibukota Paris pada hari Jumat (13/11/2015) menewaskan 129 orang. FOTO: AFP/GETTY IMAGES]
Meski tidak mendukung aksi teror tersebut, namun juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, merasa aksi tersebut merupakan konsekuensi atas tindakan-tindakan Prancis selama ini.
"Kalau mereka tidak mau warga negaranya tercederai, maka jangan juga mencederai warga negara lain. Marilah kita juga melakukan penilaian secara adil.
"Kita kutuk, serangan Prancis tapi kita kutuk juga itu invasi Amerika ke Irak, kita kutuk invasi Amerika ke Afghanistan, kita kutuk invasi Rusia ke Suriah. Kita kutuk Prancis itu yang telah melakukan kejahatan serupa di Suriah," tutur Ismail.
[Prancis Senin (16/11/2015) menggelar mengheningkan cipta selama satu menit untuk korban serangan. FOTO: AFP]
Berpikir Kritis dan Cerdas
Sedangkan Ulil Abshar Abdalla -salah seorang tokoh Jaringan Islam Liberal atau JIL- mengatakan sebagian besar masyarakat Muslim mengutuk serangan di Paris namun jelas ada kelompok yang mendukung ISIS karena alasan tertentu.
"Ya orang-orang yang mendukung ISIS menganggap bahwa kekerasan yang mereka lakukan di Paris sebagai pembalasan terhadap keterlibatan negara-negara Barat dalam penyerangan di dunia Islam.
Jadi mereka menganggap, kenapa orang-orang harus merasa jijik dengan kekerasan ISIS sementara kekerasan serupa dilakukan oleh negara-negara Barat di dunia Islam. Jadi, ini semacam balasan yang setimpal. Ya, itu cara mereka berpikir," kata Ulil menjelaskan.
Oleh karenanya, Ulil menyarankan agar masyarakat bersikap lebih kritis dan cerdas dalam memahami Islam secara kontekstual.
ISIS mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangkaian pengeboman dan penembakan di Paris yang menewaskan 128 orang pada hari Jumat lalu. Selain itu, ISIS mengatakan Prancis dan pihak-pihak sekutunya tetap menjadi sasaran ISIS.(bbc)