10 Orang Cerai Tiap Hari Gara-gara Ekonomi Lesu
Bahkan, halaman parkir hampir penuh sepeda motor dan mobil.
BANJARMASIN, TRIBUN-TIMUR.COM - Kantor Pengadilan Agama Banjarmasin, Kalsel, Rabu (11/11/2015) pagi, banyak didatangi warga.
Bahkan, halaman parkir hampir penuh sepeda motor dan mobil.
Jadwal sidang perceraian terpampang di layar dekat petugas satpam yang berjaga.
Karena sidang belum dimulai, pengunjung terlihat sibuk dengan aktivitas masing-masing, mulai dari memainkan handphone hingga bertanya pada sekuriti.
Sebagian dari mereka merupakan peserta sidang perceraian.
Memang Kantor Pengadilan Agama Banjarmasin, nyaris tak pernah sepi dari kasus perceraian.
"Lagi menunggu sidang cerai. Saya digugat istri. Mungkin karena saya tak punya duit lagi," kata seorang peserta sidang yang enggan namanya ditampilkan pada media massa.
Dia mengaku sejak mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), kondisi keluarganya kurang akur. Hampir tiap hari dia bertengkar dengan sang istri, terutama soal kebutuhan hidup. "Akhirnya ya sampai ke sini," ujarnya.
Rupanya, kondisi ekonomi yang lesu yang memunculkan PHK besar-besaran membuat angka perceraian kian tinggi.
Hal ini dibenarkan Kepala Pengadilan Agama Kota Banjarmasin, Muhammad Alwi.
Dia malah memprediksi, angka perceraian bisa mencapai 2.000 kasus sampai akhir tahun ini.
Sejak Januari sampai sekarang, berdasarkan datanya, ada 1.430 perkara perceraian yang ditangani. Itu belum termasuk permohonan gugatan yang sudah masuk lebih dari 300 perkara.
"Saya memprediksi, tahun ini bisa mencapai 2.000 perkara," katanya.(*)