Diskusi Tribun Timur
Puang Makka Pembicara Diskusi GP Ansor di Tribun
para pemateri lebih fokus kepada bagaimana mengembalikan kejayaan santri yang berwibawa dan berkarakter santri.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
Tribun-Timur. Com, Makassar - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulawesi Selatan mengadakan diskusi di kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih No.430 Rabu (21/10/2015).
Diskus ini dalam rangka menyambut deklarasi penetapan hari santri Nasional yang akan ditetapkan pada tanggal 22 Oktober. Dalam diskusi ini, hadir sebagai pembicara kunci Habib Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka, KH M Alwi Nawawi (pimpinan pondok pesantren DDI), Afifuddin Haritsah (pimpinan pondok pesantren An-Nahdlah), dan beberapa anggota Banser Ansor.
Dalam diskusi kali ini, para pemateri lebih fokus kepada bagaimana mengembalikan kejayaan santri yang berwibawa dan berkarakter santri. Puang Makka yang menjadi pemateri mengungkapkan bahwa penetapan hari santri tentu bukan merupakan diskriminasi terhadap suatu golongan.
"Kalau ada asumsi atau protes atas penetapan hari santri ini, itu tergantung bagaimana kita memandang sesuatu itu dan dari sudut pandang mana kita menanggapinya. Contohnya, kalau kita mau lihat negatifnya, maka sudah pasti diskriminasi dan lainnya, tapi kalau positif dan harusnya positif, tentu tidak akan muncul asumsi diskriminatif," ujar Puang Makka menjawab pertanyaan peserta diskusi.
Puang Makka juga menjelaskan bahwa adab yang sejak dulu dibangun di pesantren tetap perlu dijaga agar luaran pesantren berkarakter dan berkualitas tentunya.
Menurutnya adab yang dulu dipertahankan dan terus digunakan dipesantren sudah semestinya diterapkan diera modern ini. Jadi untuk mencapai tujuan luaran pesantren yang berkualitas, pengasuh harus mampu menjadi contoh yang baik untuk para pendidik yaitu ustad dan ustadzah di pesantren. Barulah kemudian para santri mengikuti dan mengadopsinya.
Selain itu, Puang Makka juga menggaris bawahi bahwa santri itu alim dan berkah.(*)