Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ada Ajal Musamma, Inilah Cara Menunda Kematian, Menurut al-Qur'an

“Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan ajal (masa hidup tertentu) dan ada lagi ajal yang pasti (ajal musamma) di sisi-Nya” (Qs. Al-

Editor: Ilham Mangenre
google
ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM- Kematian pasti datang, tetapi kapan waktunya? tak ada yang tahu kecuali Tuhan. Ia bisa datang kapan saja, dalam waktu dekat atau lama, usia muda atau tua. Karena itu kita tak bisa membatasi usia manusia.

Manusia bisa saja wafat dalam usia beberapa hari pascalahirnya, atau saat lahirnya, tetapi juga manusia bisa wafat ribuan tahun kemudian.

Ini berarti, kematian adalah ketentuan pasti, tetapi waktunya bukanlah suatu yang ditentukan kepastiannya. Tentang ini, disebutkan dalam al-Qur'an, berikut ini.

"Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan ajal (masa hidup tertentu) dan ada lagi ajal yang pasti (ajal musamma) di sisi-Nya” (Qs. Al-Anam: 2).

Untuk memahaminya, ingatlah yang disebut dengan hukum sebab-akibat. Yaitu, segala yang terjadi pasti ada sebabnya.

Jika sebabnya sempurna dan terpenuhi, maka terjadilah akibatnya. Kematian adalah salah satu peristiwa di alam, maka tentu juga memiliki sebab-sebabnya.

Karena itu, jika ada yang mati, kita pun bertanya penyebab kematiannya? Apakah karena sakit, kecelakaan, di bunuh, atau bunuh diri.

Ribuan atau jutaan hal bisa menjadi sebab kematian seseorang. Kalau kita mengetahui sebab kematian dan menghindarinya, maka terhindar pula kita dari kematian segera.

Hal inilah yang dilakukan Sayidina Umar bin Khattab, ketika beliau diberitahukan bahwa di suatu daerah terkena wabah penyakit, maka dia memilih untuk tidak memasuki daerah itu.

Seseorang berkata kepadanya, “bukankah hal itu sudah ditakdirkan Tuhan dan kita menghindarinya?” Maka Sayidina Umar menjawab, “Saya menghindar dari takdir Tuhan untuk memasuki takdir Tuhan yang lainnya.”

Jawaban Sayidina Umar ini menunjukkan pemahaman beliau atas prinsip sebab-akibat dalam takdir ilahi, termasuk takdir kematian.

Jadi, takdir kematian juga memiliki syarat atau sebabnya. Kalau syarat-syarat atau sebabnya belum terpenuhi maka kematian tidak akan menjemputnya, “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.” (Q.S. Ali Imran : 145).

Tapi, kalau semua syarat-syarat atau sebab-sebabnya telah terpenuhi, maka kematian pasti terjadi, tak bisa ditunda lagi, “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) memajukan(nya).”(Q.S. Yunus : 49).

Sederhananya, ajal (kematian) memiliki potensi untuk mengalami penundaan karena adanya halangan yakni belum terpenuhi syarat atau sebabnya. Alquran menegaskan, “Allah menghapuskan dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitb” (Q.S. al-Rad : 39).

Sayidina Ali berkata, “Allah menciptakan ajal, lalu memanjangkan dan memendekkannya, memajukan dan menangguhkannya, dan menghantarkan pada kematian melalui sebab-sebab ajal itu.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved