Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Iduladha 1436 H

Sudah 5 Kali Beda Iduladha 12 Tahun Terakhir, bakal Sama 2016 hingga 2022

Perbedaan Iduladha di Indonesia tahun ini sudah diprediksi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 23 Juni 2014 lalu.

Editor: Ilham Mangenre
Bujang Desa/skyscrapercity
Salat Idulfitri Tahun 2010 di Lapangan Karebosi, Kota Makassar 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Iduladha 2015 M/1436 H akan dirayakan pada hari berbeda lagi di Indonesia. Sudah lima kali terjadi perbedaan pelaksanaan Hari Raya Iduladha di Indonesia dalam 12 tahun terakhir. 

Kemarin, pemerintah Indonesia memutuskan Iduladha tahun ini atau 10 Zulhijjah jatuh pada Kamis 24 September. Sedangkan Muhammadiyah memutuskan merayakan Hari Raya Qurban pada Rabu, 23 September.

Lima kali perbedaan hari pelaksanaan Hari Raya Iduladha di Indonesia, yakni, 2003, 2005, 2010, 2014, dan 2015 ini.

Perbedaan Iduladha di Indonesia tahun ini sudah diprediksi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 23 Juni 2014 lalu.

Ketika itu, Lapan menyebut Idulfitri akan dirayakan serentak dari tahun 2015 hingga 2022, sementara Iduladha baru bisa seragam pelaksanaannya mulai tahun 2016 hingga 2022.

Keputusan pemerintah otomatis diikuti warga Nahdlatul Ulama (NU), Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI), dan sebagian besar organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam lainnya.

Muhammadiyah pun Beda Saudi

Muhammadiyah, yang memiliki metode penentuan hari raya yang sama dengan Arab Saudi, sudah tiga kali berbeda hari dalam melaksanakan Iduladha dengan Saudi.

Tahun 2006, Muhammadiyah merayakan Iduladha bersamaan dengan keputusan pemerintah pada 31 Desember, sementara Saudi merayakannya pada 30 Desember.

Pun tahun 2007, Muhammadiyah dan pemerintah kompak ber-Iduladha pada 20 Desember, Saudi pada 19 Desember.

Perbedaan Muhammadiyah dengan Saudi dalam Iduladha juga terjadi pada tahun 1991.

Ketika itu, Muhammadiyah dan pemerintah merayakannya pada 23 Juni, Saudi 22 Juni. 

Sidang Itsbat

Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar sidang itsbat untuk menentukan Hari Raya Iduladha, Minggu(13/9) malam.

Sidang itu diawali pemantauan hilal (rukyatul hilal) yang digelar serentak di beberapa titik di Indonesia, termasuk di puncak Gedung Mall GTC, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar.

Sementara Muhammadiyah sudah memutuskan Hari Raya Iduladha tahun ini jatuh pada 23 September sejak 2013 lalu.

Kepala Kemenag Sulsel, Abdul Wahid Tahir, menyatakan, jika pelaksanaan hari raya Idul Adha 1436 Hijriah jatuh pada 24 September mendatang

"Pelaksanaan Iduladha tahun 2015 ini akan berlangsung dua hari. Muhammadiyah telah menyatakan jika akan melangsungkam hari raya Idul Adha 1436 Hijriah pada 23 September mendatang," kata Wahid.

Menurutnya, sesuai hasil hitungan tim rukhiyat yang terdiri atas Kemenag Sulsel, Pemprov Sulsel, BMKG Sulsel, dan organisasi Islam, kemarin petang, tinggi haqiqi hilal 0̊ 09'21,67, dan tinggi nyata 0̊ 08'16,06. "Olehnya itu, 10 Zulhijjah jatuhnya tepat pada 24 September," tegas Wahid.

Muhammadiyah melaksanakan Iduladha tahun masih berpatokan pada hasil Sidang Tarjih di Palembang 2013.

"Muhammdiyah itu sudah menentukan sejak lama, 2013 lalu sudah diputuskan dalam Sidang Tarjih di Palembang. Edaran Salat Iduladha 10 Zulhijjah bersamaan ditetapkan dengan 1 Ramadhan 1436," kata Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Alwi Uddin.

Dia memastikan edaran PP Muhammadiyah sejak 2013 itu akan diikuti warga perserikatan mulai dari pusat, wilayah, daerah, cabang, hingga ranting.

"Dalam musyawarah Tarjih Muhammadiyah, hari raya ditentukan sesuai meteodologi hizab dengan menggunakan ilmu falak dan astronomi," ujar Kiai Alwi.

Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat MPW Muhammadiyah, Husni Yunus mengungkapkan perhitungan ala hisab sudah berjalan sejak tahun 1912.

"Jadi Muhammadiyah memang dalam menentukan hari raya mengundang para ulama dan ilmuan pada bidang tersebut, apalagi dalam era sekarang ini dengan canggihnya teknologi justru semakin memudahkan," kata  Husni.

Husni menjelaskan penentuan awal bulan Ramadhan dan 10 Dzulhijjah sudah dipakai Arab Saudi.

"Sehingga kita konsisten dalam penentuan waktu Idulfitri dan Iduladha karena sesungguhnnya perhitungan waktu-waktu salat itu juga menggunakan metode hizab," kata Husni.(sim/sal/bie)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved