Korban Maut Flyover Makassar
Akhirnya Kuping Maut Flyover Makassar Dipagari
Sartika Windiguna tewas beberapa saat setelah terjatuh dari puncak flyover.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ilham Mangenre
Jilbab putih yang dikenakan Sartika sempat tersangkut di tepi tembok flyover sebelum akhirnya tubuh gadis yang dikenal pendiam itu jatuh terkapar.
Nining sontak histeris ketika bangkit dari dekat motornya, pasalnya, Sartika tidak puncak flyover,"ternyata Tika adami di bawah (flyover) kodong (kasihan), terlempar dari motor," kata Nining di ruang UGD Ibnu Sina, Jl Urip Sumoharjo, Selasa (1/9/2015) malam.
Sartika sudah tak sadarkan diri di aspal, sejumlah warga yang melihatnya terkejut heboh dan gegas membawa korban ke unit gawat darurat RS Ibnu Sina, tidak jauh dari lokasi kejadian.
Selama hampir sejam di UGD, sekitar pukul 19.35 wita, gadis berkulit putih bening itu akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Hajjah Nia sempat berkali-kali jatuh pingsan menyaksikan anak bungsunya itu terbujur kaku di ruang UGD.
Kalimat Terakhir
Hajjah Nia mengaku begitu terpukul mendengar kalimat terakhir Sartika Windiguna meninggal dunia.
“Bu..sakit perutku bu, kakiku juga ibu," kata Hajjah Nia menirukan kalimat terakhir Sartika, di kediaman duka, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Rabu (2/8/2015).
[baca juga: Jilbab Sartika Nyangkut di Tembok Flyover, Sebelum Tubuhnya Jatuh]
Sartika Windiguna (facebook)
"Dia anaknya sangat baik kodong (kasihan). Itu kecelakaan sementara jalan mi pulang dari tempat kerjanya," kata kakak kandung almarhumah, Rini, saat menemani adiknya itu di ruang UGD.
"Adik kerja itu kasihan, dia tidak mau merepotkan orang tua, dia bantu orang tua," ucap Rini lagi sembari terisak, matanya berair.
Sartika juga dikenal sebagai anak taat beribadah,"Suka bantu sesama, rajinki juga ibadah," kata Rini, lagi-lagi berburai air mata.
Sartika adalah anak terakhir dari lima bersaudara.