Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Poin Laporan Kapolri ke JK soal Tolikora di Haji Bau

Kapolri tiba di rumah JK sekitar pukul 22.00 wita. Pertemuan digelar sekitar 20 menit dan berlangsung tertutup.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Thamzil Thahir
zoom-inlihat foto Ini Poin Laporan Kapolri ke JK soal Tolikora di Haji Bau
dok tribun-Timur
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Setiadji, mendengarkan penjelasan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti kepada wartawan di kediaman pribadi JK di Jl Haji Bau, Makassar, Minggu (19/7/2015) pukul 22.17 wita malam.

Ini Poin Laporan Kapolri ke JK soal Tolikora di Haji Bau

MAKASSAR, TRIBUN - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Minggu (19/7/2015) sekitar pukul 22.00 Wita, melaporkan hasil kunjungannya ke Wakil Presiden Jusuf Kalla di kediaman pribadi JK di Jl Haji Bau, Makassar.

Kapolri tiba di rumah JK sekitar pukul 22.00 wita. Pertemuan digelar sekitar 20 menit dan berlangsung tertutup.

Didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Setiadji, Kapolri melaporkan perkembangan terakhir dan langkah-langkah yang akan diambil pihak keamanan setempat untuk penanganan pasca-insiden pembakaran sejumlah toko, pasar, dan musalah di kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.

Usai bertemu JK, kepada wartawan Kapolri menjelaskan, kondisi terakhir Tolikara, "sudah kondusif."
JK yang berdiri disamping Kapolri saat menjawab pertanyaan wartawan.

"Keterangan Kapolri tadi sudah cukup," kata JK merespon pertanyaan wartawan tentang isi laporan enam mata Kapolri, Kapolda dan Wapres di ruang tamu kediaman pribadi wapres.

Kapolri antara lain melaporkan, perkembangan yang disampaikan Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende siang tadi di Tolikora, setempat sudah membentuk tim investigasi khusus gabungan TNI untuk menangani kasus ini. "Tim dari Mabes Polri dan TNI, Kostrad akan segera turun untuk mengusut kasus ini. Hasilnya akan dilaporkan ke nanti' katanya.

Kapolri juga menyatakan, kios-kios yang terbakar termasuk masjid akan segera direhabilitasi. "Bupati sudah menyanggupi untuk membangun kembali kios dan masjid," katanya.

Untuk penegakan hukum, Kapolri juga menyampaikan sudah ada 20 saksi yang diperiksa oleh tim yang didatangkan khusus dari Mabes, Polda Papua.

Setidaknya ada 38 rumah, 63 kios, dan menyebab 153 warga mengungsi. Korban bukan hanya Muslim, tetapi juga Nasrani asli Papua.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta aparat keamanan segera menangani kasus sentimen agama dan suku adalah api yang sangat mungkin menjalar, meluas dan meruntuhkan NKRI. Ambon adalah sejarah yang tidak ingin kita ulang.

Kapolda Papua sendiri sudah menjelaskan surat edaran yang dikeluarkan Badan Pekerja Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Wilayah Toli, 11 Juli lalu menjadi pemicu aksi spontan yang dilakukan ratusan pemuda GIDI saat membubarkan umat muslim yang sedang menunaikan Solat Ied, Kamis (17/7) lalu. Mereka lalu membakar puluhan kios dan sebuah mushala di kawasan pasar Karubaga di ibu kota kabupaten.

Surat edaran kontroversial yang ditandatangani Pendeta Marthen Jingga dan Pendeta Nayus Wenda tertuang larangan merayakan Idul Fitri di Karubaga karena bertepatan dengan pelaksanaan Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Internasional Pemuda GIDI.

Dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Tolikara, di Karubaga, Sabtu (18/7/2015) siang, kata Yotje, terungkap bahwa Bupati Tolikara, Usman Wanimbo dan Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandikbo tidak menyetujui beredarnya surat edaran kontroversial itu. Surat itu adalah inisatif dari Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli.

"Karena terlanjur beredar di kalangan peserta KKR, surat itu lalu disalahtafsirkan yang berujung aksi massa pembubaran ratusan umat muslim yang sedang melakukan shalat ied di lapangan Koramil," ungkap Yotje di Mapolda Papua usai berkunjung ke Karubaga, didampingi Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen Fransen Siahaan. (cr5/zil)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved