Kolom Hati Dr Muammar Bakry Lc
Mahabbah; Cinta Rabiah Al Adawiyah
Rabiah tidak nikah bukan karena tidak ada yang melamarnya, banyak pemuda hingga ulama yang antri ingin menikahinya.
Jadi sangatlah wajar dan manusiawi, jika orang mencintai lawan jenisnya, keluarga, harta dan jabatan. Akan tetapi semua yang disebutkan itu seharusnya menjadi sarana dalam merasakan cinta hakiki yaitu Allah swt.
Caranya bagaimana? Kendalikan semuanya di bawah keinginan Allah swt.
Orang yang mencintai lawan jenisnya, ia jadikan sebagai pendamping yang halal yang selalu bersama dalam suka dan duka.
Orang yang mencintai seseorang, mencintai karena Allah, bukan karena maksud tertentu. Mencintai harta dengan jalan mencari yang halal lalu keluarkan zakat dan sadaqahnya.
Jadikan harta yang mengajak kita bersyukur kepadaNya. Bukan harta yang menjauhkan kita dari sujud menyembahNya. Mencintai anak dengan mengajak mengenal Tuhannya, mengajarinya beribadah kepadaNya, membimbingnya dengan nilai-nilai agama.
Mencintai pangkat dan jabatan dengan cara diperoleh secara wajar dan benar. Tidak diperoleh melalui cara licik dan kasar yang mengakibatkan orang yang berhak jadi korban.
Mencintai jabatan ditundukkan dengan keinginan Tuhan dengan cara tidak menjadikan jabatan untuk melakukan korupsi, memperkaya diri dan orang lain, tapi jabatan dijadikan sebagai sarana untuk kemasalahatan orang banyak.
Itulah cinta hakiki, cinta di bawah kontrol Allah swt.
Puasa dalam Ramadan melatih kita untuk lebih dekat dengan Allah swt, belajar untuk mengetahui keinginan-kinginan Tuhan yang mesti kita lakukan dalam mencintai dunia yang fana untuk kembali kepadaNya yang hakiki. (*)
Dr Muammar Bakry LC MA, Dosen UIN Alauddin Makassar