Munafik yang Membenci GP Ansor
Sekarang ini, GP Ansor selain pengawal para ulama sebagai pewaris Nabi saw, juga berperan sebagai pelayan para kiai dalam kegiatan pembinaan umat.
Al-Qur’an menyebutkan kurang lebih 32 kata munafik dalam bentuk plural, yakni al-munāfiqūn dan al-munāfiqāt (kaum munafik laki-laki dan kaum munafik perempuan) sebagai peringatan agar selalu berhati-hati dan waspada terhadap kaum munafik. Diilustrasikan bahwa orang munafik senantiasa menyatakan dirinya sebagai orang beriman, tetapi ucapan mereka tidak sesuai dengan apa yang dalam hatinya (QS. Ali Imrān /3: 167, dan QS. al-?aysr/59: 11). Mereka tidak memiliki pendirian yang tetap, bila berada di tengah-tengah orang muslim, penampilannya seolah-olah muslim sejati yang taat, tetapi bila berada di tengah-tengah orang kafir, mereka pun menampakkan kekafirannya secara nyata.
Munafik dalam bahasa Arab berasal dari kata nafaq-nafiqa menjadi nifaq. Kata nafaq diartikan sebuah lubang, yakni lubang tikus yang bagian atas (luar) dari liang tikus tertutup tanah. Sedangkan bagian bawahnya berlubang. Dengan demikian, kemunafikan merupakan sifat dan sikap yang bagian luarnya adalah Islam tetapi bagian dalamnya merupakan keingkaran serta penipuan.
Sedangkan nafiqa diartikan menyembunyikan sesuatu dan pura-pura tidak mengetahuinya dan nafiqa adalah menyembunyikan sesuatu yang bertentangan dengan yang tampak. Dengan kata lain bahwa orang munafik selalu menyembunyikan sifatnya yang buruk dan atau tidak ingin menampakkan keingkarannya terhadap Islam, sehingga dipahami bahwa kemunafikan adalah perangai yang secara lahiriyah menampakkan sesuatu, baik ucapan, perbuatan atau sikap yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalam hatinya.
Nabi saw dalam hadisnya menyebutkan ciri-ciri orang munafik, yakni Ayatul munafiqi tsalasun, iza haddatsa kadzaba waiza wa’ada akhlafa waiza u’tumina khana, artinya: Tanda-tanda orang munafiq adalah jika berbicara, berdusta. Jika berjanji, menyalahi. Jika dipercaya, berkhianat (HR. al-Bukhāri, Kitāb Iman, ke-32). Nabi saw kemudian menambahkan bahwa ciri khas orang munafik adalah menanam kebencian terhadap kaum Ansor berdasarkan hadis, Ayatul nifaq bughdul Ansor, artinya: tanda-tanda orang munafik adalah membenci Ansor (HR. al-Bukhari, kitab Alamatul Iman, bab ke 16).
Ansor yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah kelompok penolong yakni sahabat-sahabat Nabi saw yang membantu kaum Muhajirun, saudara-saudara mereka yang hijrah dari Mekah ke Medinah, sehingga kaum Ansor merupakan komunitas yang sangat berjasa dalam memberi pertolongan untuk perjuangan membela dan menegakkan agama Allah swt sebagaimana halnya saat ini Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menjadi garda terdepan dalam melanjutkan peran kaum Ansor.
GP Ansor sebagai badan otonom ormas Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU), sejak kelahirannya tanggal 24 April 1934 senantiasa mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan kaum Ansor, sehingga GP Ansor dalam khittah perjuangannya merujuk pada Al-Qur’an yang menyebut nama Ansor sembilan kali, yakni QS. al-Baqarah/2: 270; QS. Ali Imran/3: 52 dan 192; QS. al-Maidah/5: 72; QS. al-Taubah/9: 100 dan 117; QS. al-Shaf/61: 14 (dua kali); QS. Nuh/71: 25. Itulah sebabnya sembilan bintang menjadi simbol logo dan lambang GP Ansor. Satu bintang paling atas berarti Sunnah Rasulullah Saw, empat bintang turun ke bawah sebelah kiri disimbolkan Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Uslam dan Ali), empat bintang sebelah kanan disimbolkan mazhab empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Angka sembilan juga melambangkan jumlah Wali Songo penyiar Islam pertama di Indonesia.
Term Ansor dalam Al-Qur’an yang disebutkan di atas, diartikan sebagai generasi penyelamat, penolong dan generasi pelanjut seperti dalam ayat Nahnu Anshorullah (kami generasi pelanjut agama Allah) dan Kunu Anshorullah (jadilah kalian penyelamat agama Allah). Oleh karena itu, GP Ansor memiliki visi dan misi yang mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat Ansor di masa Nabi saw, yakni sebagai penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Atas dasar itulah, maka peran utama GP Ansor adalah menjadi garda terdepan dalam memberi pertolongan dan bantuan khusus kepada masyarakat, terutama dalam kegiatan sosial, keagamaan dan kenegaraan dalam menegakkan ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljamaah, menjaga dan mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan asas hubbul wathan minal iman (cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara bagian dari keimanan).
GP Ansor juga memiliki tugas utama mengawal para ulama/kiai sebagaimana kaum Ansor di Medinah menjadi pengawal Nabi saw. Para sahabat bersama Nabi saw ketika itu berhijrah hampir dengan tangan kosong, kaum Ansor berperan dalam menyediakan tempat penampungan para Muhajirun dan meyediakan segala fasilitas dan sarana prasarana bagi Nabi saw guna pembinaan umat. Sekarang ini, GP Ansor selain pengawal para ulama sebagai pewaris Nabi saw, juga berperan sebagai pelayan para kiai dalam kegiatan pembinaan umat.
Memahami visi dan misi sekaligus peran GP Ansor, maka munafiklah yang membenci GP Ansor. Dikatakan munafik jika yang bersangkutan jelas-jelas mengetahui GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan yang secara faktual memiliki kesamaan dengan kaum Ansor di masa Nabi saw, namun mengingkarinya. Sebaliknya, jika ternyata GP Ansor bertentangan dengan peran kaum Ansor, maka membenci GP Ansor bukanlah suatu kemunafikan.
Selamat dan sukses GP Ansor yang hari ini, Jumat/24/4/2015 merayakan mementum kelahirnya yang ke 81, semoga tetap menjadi pioner kaum Ansor. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.
Oleh;
Mahmud Suyuti
Aktivits NU dan Sekretaris Dewan Penasehat GP Ansor Sulawesi Selatan