Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bapak Lee Kuan Yew Pendiri Singapura itu Orang Jawa, ini Buktinya

Lee Kuan Yew sukses membangun Singapura, jauh tertinggal dibanding kampung halamannya.

Editor: Edi Sumardi
BBC Indonesia
Dalam foto keluarga, Lee Kuan Yew di usia 13, diapit ibunya Chua Jum Neo dan ayahnya Lee Chin Koon. 

Tapi sayangnya jejak leluhurnya tak pernah dikupas dengan jelas. Bahkan dari sejumlah buku tentang Semarang, seperti di buku “Kota Semarang dalam Kenangan” yang menceriakan tentang sejarah Kota Semarang dari abad ke- 8 M hingga menjelang akhir tahun 1945, tidak menjelaskan mengenai keberadaan leluhur Lee Kuan Yew di Semarang.

Terlepas dari itu, Jongkie Tio, penulis buku itu mengatakan jejak leluhur Lee Kuan Yew diduga berada di kawasan Jalan Pemuda Semarang.

Apotik Noe-Ma

“Ini cerita yang berkembang dari mulut ke mulut. Bahwa Apotik “Noe-ma” yang berada di jalan Pemuda Semarang itu dulunya bekas rumah ayah dan kakek-nenek Lee Kuan Yew,” jelasnya.

Jongkie tidak menyangsikan informasi itu namun juga tak bisa membenarkannya, karena tak memiliki cukup data.

“Kepastiannya saya tidak tahu. Sulit menelusuri dari Semarang karena tidak ada manuskrip yang menjelaskan persisnya di mana. Sampai saat ini belum ada yang menelusuri jejaknya. Mungkin saja karena memang belum ada ketertarikan.”

Jalan Pemuda masuk dalam kawasan segitiga emas Semarang yang di jaman kolonial bernama Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam bahasa Belanda), dijadikan sentra bisnis dan pemerintahan.

Jalan ini membujur sepanjang 2,7 kilometer dari Jembatan Berok (kawasan Kota Lama Semarang) hingga kawasan Tugu Muda.

Di sepanjang jalan ini terdapat banyak bangunan bersejarah seperti Gedung Keuangan Negara, Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank Jateng, Gedung Bekas Hotel Dibya Puri, Toko Oen, Gedung swalayan bahan bangunan.

Apotik Noe-ma yang disebutkan Jongkie Tio, sayangnya sudah tidak berbekas. Bangunan putih berpagar besi warna hijau dengan nomor 57A itu tertutup rapat.

Dan lebih dari itu, sudah tak menunjukkan kaitan dengan masa lalu, karena bangunannya tergolong baru, bukan lagi bangunan tua.

"Dulu memang itu bangunan apotik Noe Ma,” jelas Bambang (64), warga sekitar.

“Tapi sejak tahun 90an bangunan itu dipugar dan diubah jadi bangunan yang digunakan sebagai pabrik bihun."

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved