Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hotel Tempat “Pesta” Prof Musakkir dan “Cabe-cabeannya” Mau Dijual

Pasca penggerebekan, nama hotel tersebut mendadak populer di kalangan warga Makassar.

Editor: Edi Sumardi
Google.com
Ilsutrasi kamar hotel 

Terkait alasan penjualan, dia mengaku sang pemilik ingin menggeluti aktivitas bisnis properti yang lain selain hotel. Terpisah, Admin Sales Hamas Properti, Kamaruddin, menjelaskan, pihaknya sangat jarang menerima jasa penjualan hotel.

Pasalnya, produk properti seperti hotel sangat jarang laku. "Harganya tinggi, makanya jarang dilirik," jelasnya. Selain itu, pembeli hotel terkadang mempertimbangkan lokasi untuk prospek bisnis berkelanjutan. Hal ini membuat pasar hotel kurang cerah jika dijual.

Sedangkan, agen properti Hore Kota Makassar sama sekali tidak menerima jasa penjualan hotel. Alasannya hampir sama. "Kita sudah menolak sekitar lima hotel dari tahun lalu yang ingin dijual," ujar penanggungjawab Hore Kota Makassar, Ai Kaimuddin L.

Menurutnya, penjualan hotel secondary atau bekas kurang dilirik lantaran butuh manajemen serius untuk pengelolaannya. "Pasarnya sedikit dan tidak pasti," katanya. Berbeda dengan ruko, lanjut Ai, yang segmen pembelinya rerata pengusaha yang baru mau ataupun yang sudah berpengalaman.

Kasus Narkoba
Hotel Grand Malebu, satu di antara hotel yang akan dijual merupakan tempat penggerebekan eks Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin, Prof Musakkir bersama dua mahasiwi Nilam Ummi Qalbi dan Ainun, serta dosen Ismail Alrip, November 2015 silam. Mereka digerep polisi dari Polrestabes Makassar lantaran berpesta narkoba serta diduga pula melakukan hubungan suami-istri di kamar hotel.

Pasca penggerebekan, nama hotel tersebut mendadak populer di kalangan warga Makassar.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved