Tragedi AirAsia
“Semoga Dia Masih Hidup, Biar Terdampar di Pantai”
Disamping foto Noya juga diberikan bunga dan tertulis di kertas "Safe Flight to Heaven Winoya".
Penulis: Mutmainnah | Editor: Edi Sumardi
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Rajawali Makassar berduka.
Di hari pertama sekolah, pascaliburan akhir tahun, ratusan siswa, bersama guru dan pegawai sekolah di Jl Lamadukelleng nomor 7, Makassar, mendoakan korban pesawat AirAsia QZ8501, Senin (5/1/2015).
Siswa tak menyangka seorang teman mereka, Winoya Theodoros (17) menjadi korban AirAsia pada 28 Desember 2014 lalu.
Kakak Winoya, Reynaldy juga alumnus sekolah itu.
Winoya, kakak, ibu dan ayahnya menjadi korban AirAsia. Baru jazad ibu Wiyona, yang teridentifikasi, kemarin.
Siswi kelas XII IPA A tersebut pun didoakan seluruh siswa.
Foto Winoya dan Rynaldy dipajang di pintu masuk sekolah. Fotonya disimpan depan piala lomba Matematika, dimana Wiyona pernah menjadi anggota tim lomba tingkat sekolah se Makassar itu.
Setiap siswa dan tamu sekolah yang datang menunjukkan empati pada Winoya dengan melihat foto yang dipajang dan memanjatkan doa.
Setelah memanjatkan doa bersama bagi Winoya, siswa SMA Katolik Rajawali menyalakan lilin di kelas Winoya, XII IPA A. Teman sekelas Noya, sapaan akrab Winoya, seakan menghidupkan Noya di kelas berisi 30 siswa tersebut. Foto Noya dipasang memakai seragam sekolah warna putih di meja belajarnya. Disamping foto Noya juga diberikan bunga dan tertulis di kertas "Safe Flight to Heaven Winoya".
Di kelas ini setiap harinya Winoya menempuh pendidikan. "Ia duduk paling depan di sudut kanan. Teman kami yang kalem tapi kalau sudah kenal baik pasti nyaman bersama dia. Baik sekali orangnya," ujar seorang teman sekelas, Khaeratunnisah.
Teman sekelas Noya, Michael, Andrew dan Theresia mengaku masih sedih dan kehilangan. Raut muka mereka sedih sambil melihat foto Noya yang dipasang di meja belajar yang setiap hari dipakai Noya. Mereka berharap jenazah Noya segera ditemukan meskipun masih berharap ada keajaiban. "Semoga Noya masih hidup dan terdampar di pulau," ujar Michael.
Noya termasuk siswi berprestasi di SMA Katolik Rajawali. Noya berada di kelas unggulan, kumpulan siswa pintar bersama 29 temannya yang memiliki standar nilai 80 keatas.
Guru SMA Katolik Rajawali, Aurelius Gale, mengatakan sosok Noya dikenalnya sebagai pribadi yang kalem dan bersahaja. Bahkan pendidikan Noya di perguruan tinggi sudah terjamin karena bungsu dari dua bersaudara itu juga penerima beasiswa di Universitas Petra Surabaya.
Winoya sekeluarga menjadi korban AirAsia bersama kakak dan kedua orangtuanya. Kakaknya, Raynaldi Theodoros juga alumnus SMA Katolik Rajawali tahun 2012 dan ibunya Josal Shiane tahun 1988. Maka dari itu, pihak sekolah akan mendoakan Noya sekeluarga selama 40 hari.
"Pertemuan terakhir bersama Noya waktu porseni. Sudah itu kan libur panjang, saya kaget lihat berita kalau namanya ada di daftar penumpang AirAsia. Ya kami tetap optimis saja dan berdoa selalu," jelasnya.