Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bayi Terpanggang di Inkubator

Dokter Forensik: Bayi Fadhlan Meninggal karena Gangguan Pernapasan

Karena gangguan dan kegagalan pernafasan faktor resiko karena lahir prematur.

Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Tim Forensik Dokpol Bhayangkara Polda Sulsel melakukan otopsi jenazah bayi yang diduga korban alat cuve, Fadlan Khairy al Faiq, Jumat (31/10/2014). Otpsi tersebut dilakuan untuk memastikan penyebab kematian bayi dari pasangan Fadly dan Rafika. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR  -Tim Forensik RS Bhayangkara mengeluarkan hasil otopsi bayi Fadhlan, Jumat (7/11/2014). Tim juga telah menyimpulkan penyebab tewasnya Fadhlan yang sebelumnya diduga terbakar dalam inkubator RS Bunda.

Kepala Tim Forensik RS Bhayangkara, dr Mauluddin, mengatakan, bayi Fadhlan tewas diakibatkan karena gangguan dan kegagalan pernafasan faktor resiko karena lahir prematur.

Menurutnya, penyebab tewasnya bayi Fadhlan bukan karena adanya luka bakar. Berdasarkan hasil laboraturium patologi forensik, tim tidak menemukan adanya tanda-tanda luka bakar pada sampel jaringan kulit yang telah diperiksa.

Namun dokter hanya menemukan alveoli paru belum bekembang pada sampel jaringan paru. Kesimpulan dugaan luka bakar dibagian punggung dan leher bayi Fadhlan karena adanya kelainan pada kulit atau dermatitis Scald, yakni peradangan pada kulit bayi yang menyerupai gambaran luka bakar.

"Dermatitis Scald dalam istilah medis dikenal pula sebagai penyakit Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) atau istilah lain, penyakit Kulit Ritter's, atau penyakit Kulit Lyell's yang umumnya diakibatkan kulit bayi terpapar Bakteri Stafilokokkus,"ujarnya.

Lebih lanjut, Mauluddin mengatakan, penyebab terjadinya iritasi kulit yang menyerupai luka bakar pada kulit punggung dan leher bayi Fadhlan.

Hal itu disebabkan karena tidak sterilnya atau kurang bersihnya baju atau pengalas kain yang digunakan bayi tersebut. Pemakaian popok yang kurang diganti secara teratur. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved