Piala Dunia 2014
Keylor Navas Jadi Kiper Senilai Rp 132 Miliar
Kiper Keylor Navas berhasil membuka jalan Kosta Rika mencetak sejarah di Piala Dunia.
Rahasia keberhasilannya menepis tendangan penalti melawan Yunani adalah karena dia sudah tahu ke mana arah bola yang akan ditendang oleh pemain Yunani, Theofanis Gekas. Navas sudah mengenal karakter dan kebiasaan menendang Gekas karena mereka pernah satu tim di Levante pada 2012-2013.
"Kami pernah main bersama di Levante dan Saya ingat apa yang biasa dia lakukan saat latihan. Saya yakin dia tak akan mengubah arah tendangan penaltinya dan pada akhirnya saya bisa menepis tendangannya," katanya.
Meski demikian, ukuran ketangguhan Navas toh bukan hanya saat menepis tendangan itu. Ketangguhannya mengawal gawang sudah terlihat sejak babak penyisihan grup.
Sepanjang 270 menit dalam tiga laga di babak penyisihan grup, gawang Kosta Rika yang dijaga Navas hanya kebobolan satu gol ketika Kosta Rika menang 3-1 atas Uruguay. Itu pun gol yang tercipta lewat tendangan penalti oleh Edinson Cavani.
Di babak perempatfinal, Kosta Rika akan menghadapi Belanda. Navas pun mengaku tak gentar. Karena dirinya sudah terbiasa menghadapi pertandingan sulit dengan melawan pemain-pemain kelas dunia.
“Saya bermain di liga yang sangat kompetitif dan setiap hari Minggu saya datang melawan beberapa pemain terbaik di dunia. Jadi saya tidak lagi gugup menghadapi nama besar pemain. Saya merasa cukup santai. Bagi saya itu adalah tantangan besar untuk bermain melawan yang terbaik,” katanya dilansir situs resmi FIFA.
Lahir di San Isidro de ElGeneral, bakat sepak bola Navas sudah terlihat sejak kecil. Ayahnya, Freddy merupakan pesepak bola. Adalah Alfredo Whittaker, teman ayahnya yang kini menjadi wasit yang sudah melihat talenta Navas sejak kecil.
"Keylor adalah kiper yang fantastis dan memberikan kontribusi yang signifikan pada prestasi Kosta Rika yang luar biasa saat ini," kata Whittaker yang juga melihat Navas sebagai kiper yang pemberani sudah berbakat sejak kecil.
Meski demikian, saat remaja, dia kaget Navas pernah ditolak oleh klub lokal, Central Pacific. Mereka menilai Navas kurang bagus.
Kekecewaan tak diterima klub terobati. Tak lama berselang, Navas bisa bergabung dengan klub Deportivo Saprissa. Dia melakoni debut di sepak bola profesional bersama dengan klub itu pada 2005.
Satu tahun kemudian dia dipanggil timnas senior saat Kosta Rika menghadapi laga persahabatan melawan Austria dan Swiss. Meski dia baru dimainkan dua tahun setelahnya.
Dua musim pertama dia jadi andalan klub dan merebut tujuh gelar penting dan enam kejuaraan di level nasional.
Dia bergabung dengan Albacete mulai Juli 2010. Sebanyak 42 pertandingan dilakoni klub itu di divisi dua, Navas hanya tidak main di enam laga di antaranya.
Saat klub terdegradasi, Navas promosi ke La Liga pada 2011-2012 bergabung dengan Levante. Meski di tahun pertama dia hanya tampil satu kali, namun di tahun berikutnya dia menjadi kiper andalan Levante.
Menjelang pertandingan Kosta Rika melawan Belanda di perempatfinal pun, Whittaker berani meramalkan Kosta Rika bisa saja memberikan perlawanan pada Belanda.
Meski demikian, di Piala Dunia ini, Whittaker menjagokan Belanda sebagai calon juara. Apalagi saat ini didukung pemain bintang seperti Robin Van Persie, Wesley Sneijder, dan Arjen Robben. (*)