Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Piala Dunia 2014

Ini Prediksi Jerman Vs Aljazair

Aljazair ingin membalas dendam ”kelicikan” Jerman pada Piala Dunia 1982

Editor: Suryana Anas
P/DANIEL ROLAND / VINCENZO PINTO
Kombinasi foto yang dibikin pada 28 Juni 2014 yang memperlihatkan aksi bek Jerman Philipp Lahm (kiri) pada 6 Juni 2014 di Mainz, dan bek Aljazair Madjid Bougherra pada 18 Juni 2010 di Cape Town). 

TRIBUN-TIMUR.COM, PORTO ALEGRE -Aroma dendam kembali diungkit saat Jerman akan menghadapi Aljazair pada babak 16 besar, Selasa (1/7/2014) dini hari waktu Indonesia, di Porto Alegre.

Aljazair ingin membalas dendam ”kelicikan” Jerman pada Piala Dunia 1982. Jerman juga tidak ingin mengulangi kesalahannya dengan meremehkan Aljazair saat itu.

Pada Piala Dunia 1982, Aljazair mengalahkan Jerman Barat dengan skor 2-1. Namun, pengaturan skor pada laga terakhir antara Jerman dan Austria membuat Aljazair gagal maju ke putaran kedua.

Bagi Jerman, kekalahan saat itu adalah aib karena Aljazair dianggap sebagai tim kelas dua. ”Tim Panzer” ditaklukkan Aljazair karena meremehkan lawan.

Kini, 32 tahun kemudian, Aljazair kembali muncul sebagai tim yang tangguh. Korea Selatan dihajar 4-2 dan Rusia ditahan imbang 1-1.

Tim pejuang gurun itu memiliki pertahanan yang tangguh. Mereka juga memiliki para penyerang yang cepat dan cerdik sehingga berbahaya saat melancarkan serangan balik.

Pelatih Joachim Loew menyadari fakta sejarah dan kondisi masa kini dengan baik. Oleh karena itu, Loew tidak mau para pemainnya lengah dan meremehkan Aljazair.

”Jika ada yang berpikir Aljazair adalah musuh yang mudah dan kami mulai memikirkan perempat final, mereka membuat kesalahan besar,” kata Loew.

Loew mengatakan, dirinya sangat terganggu saat ditanyai soal kejadian 32 tahun yang lalu. Baginya, kenangan buruk itu terjadi saat sebagian besar pemain dari kedua tim belum lahir sehingga tidak akan memiliki dampak apa pun bagi kedua tim.

Tim Jerman juga tidak merisaukan hal itu dan memilih fokus pada persiapan mereka sendiri. Pertahanan akan kembali diperkuat untuk mencegah kecolongan gol dari serangan balik cepat Aljazair.

Gelandang Bastian Schweinsteiger diperkirakan akan kembali dimainkan sejak awal untuk membantu Philipp Lahm menguasai lapangan tengah. Schweinsteiger bermain bagus saat menghadapi Amerika Serikat dan sangat membantu suplai bola ke lini depan.

Memotong pergerakan Aljazair sejak di lapangan tengah bakal menjadi taktik utama Jerman untuk menumpulkan penyerang Islam Slimani yang sangat cepat dan cerdik.

Loew juga menyiapkan strategi untuk menghadapi pertahanan rapat Aljazair. Jerman sempat kerepotan menghadapi Ghana dan AS yang menerapkan pertahanan dua lapis yang ketat. Kombinasi serangan sayap dan umpan terobosan masih jadi andalan tim Jerman.

Lukas Podolski yang mengalami cedera otot tidak akan dimainkan dan digantikan Mario Goetze. Thomas Mueller akan tetap diandalkan sebagai mesin gol meskipun tidak diposisikan sebagai ujung tombak.

Mueller mengatakan, timnya sangat berambisi untuk menang atas Aljazair. Semua lawan akan dihadapi dengan sepenuh hati karena mereka ingin merebut gelar juara dunia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved