Begini Peta Koalisi Parpol Pilpres 2004, 2009, dan 2014
Komposisi suara Gerindra, PPP, dan PAN mencapai angka 32.399.480 atau 25.92 % dari total perolehan suara sah tingkat nasional.
Penulis: Mansur AM | Editor: Thamzil Thahir
JAKARTA, TRIBUN - Calon Presiden Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, akhinya mengantongi tiket maju di Pilpres 2014.
Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali, Senin (12/5) dini hari, mengumumkan PPP resmi berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo capres berdasarkan hasil Rapimnas PPP.
“PPP bangga sebagai partai pertama koalisi dengan Gerindra. Keputusan mendukung Prabowo Subianto dilakukan secara mufakat,” kata Suryadharma.
Selain PPP, Ketua Umum DPP PAN, Hatta Rajasa, memastikan bahwa partainya bergabung dengan Partai Gerindra. Langkah ini sudah final dan akan segera diumumkan pada rapat pimpinan nasional (rapimnas) PAN di Jakarta, Rabu (14/5) besok.
"Yang jelas memang kita sudah berkoalisi dengan Gerindra. Nanti kita lihat bagaimana komposisinya," ujar Hatta di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Menteri Koordinator Perekonomian itu tidak banyak berkomentar soal kemungkinan dirinya berduet dengan bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dia hanya mengatakan bahwa pembahasan dengan Gerindra soal calon wakil presiden sudah hampir final.
Nantinya, forum rapimnas yang akan mengesahkan pasangan calon presidan dan wakil presiden yang akan didukung PAN.
Komposisi suara Gerindra, PPP, dan PAN mencapai angka 32.399.480 atau 25.92 % dari total perolehan suara sah tingkat nasional.
Sesuai UU, untuk mengusung pasangan calon, dibutuhkan dukungan minimal 25 persen perolehan suara secara nasional. Atau dukungan minimal 20 % dari total 560 kursi di DPR. Prabowo memenuhi syarat ini untuk melaju pada pilpres, 9 Juli nanti. Prabowo mengikuti jejak Joko Widodo yang lebih dulu memenuhi syarat setelah PDIP, Nasdem, dan PKB resmi berkoalisi (Selengkapnya Lihat Info Grafis).
Golkar-Demokrat
Dua partai politik, Partai Golkar dan Demokrat belum menentukan sikap mengenai Pilpres. Capres Golkar, Aburizal Bakrie masih melakukan penjajakan. Sementara Ketua Umum DPP Demokrat, SBY, baru akan mengumumkan sikap partainya, 15 Mei mendatang.
Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya menegaskan koalisi Golkar dengan Demokrat sangat mungkin dilakukan.
"Partai besar masih belum menentukan sikap seperti Demokrat. Gabungan Golkar dengan Demokrat kalau jadi masih mungkin membuat poros baru," kata Tantowi di gedung DPR RI Jakarta, Senin (12/5). Jika Golkar-Demokrat berkoalisi, keduanya bisa mengusung pasangan calon sendiri di luar poros Jokowi dan Prabowo.
Tantowi menyebut partainya tidak mungkin ketinggalan gerbong di pilres karena memiliki pengalaman.
Ketua DPP Demokrat, Didi Irawati Syamsuddin, mengatakan sikap partainya masih berpengaruh. “Popularitas SBY masih tertinggi dibanding calon lain. Artinya, sikap Demokrat masih ditunggu partai lain. Orang lain ya boleh lah meragukan itu. Tapi yang pasti kita optimistis jadi penentu," ujar Didi dalam diskusi 'Dinamika Politik Penentuan Pasangan Capres-Cawapres' di Hotel Grand Alia Cikini, Jakarta.(TRIBUNnews/sur)