Mahasiswa KKN Unhas Pantau Jalannya Pemilu 2014 di Pangkep

Citizen Reporter, Hidayatullah Yunus, Mahasiswa KKN Pemilu Unhas, Jurusan Sastra Inggris, melaporkan dari Pangkep

TRIBUN-TIMUR.COM - Sekitar 220 mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) mengikuti KKN Tematik Pemilu di Makassar dan Kabupaten Pangkep. Di kota Makassar Mahasiswa KKN ditugaskan di 14 kecamatan se-kota Makassar yakni setiap kecamatan terdiri dari 10 peserta.

Khusus di Kabupaten Pangkep, para peserta ditempatkan di 8 kecamatan bagian daratan sekitar jalan poros provinsi menuju Sulawesi Barat. Kali ini bagian pulau belum menjadi tempat penugasan dikarenakan keselamatan dan keamanan menjadi pertimbangan utama dari pihak UPT KKN Unhas.

Selama proses menuju hari pemilihan, para peserta terus melakukan pemantuan dan sosialisasi. Seperti yang terjadi di Kecamatan Ma'rang, Pangkep, para mahasiswa KKN Unhas bekerja sama dengan pihak Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat untuk memberikan sosialisasi cara dan pentingnya mencoblos di beberapa titik yang dianggap menjadi faktor rendahnya tingkat partisipasi memilih.

Beberapa titik tersebut diantaranya; SLTA dan sederajat dimana para pemilih pemula yang masih minim pengalaman mencoblos, penduduk daerah marginal,para penyandang disabilitas, dan para lanjut usia. Selain itu, para peserta KKN juga mengikuti dan memberikan masukan di setiap pelantikan para KPPS di 10 kelurahan dan desa di Kecamatan Ma'rang.

Panitia Pengawas Pemlu (PANWASLU) Setempat juga sangat aktif berdiskusi dengan para peserta KKN untuk berbagi informasi tingkat kerawanan daerah, sehingga para mahasiswa KKN bisa lebih tanggap dalam pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Pangkep.

Pada hari pemilhan, mahasiswa KKN Unhas memantau seluruh aktivitas di TPS. Mulai dari pembukaan sampai berakhirnya perhitungan surat suara DPR, DPD, DPRD I,
dan DPRD II. Beberapa pihak seperti PPK, Panwaslu, KPPS  pun mengaku terbantu dengan kehadiran para Mahasiswa KKN Unhas dan berharap ke depannya lebih partisipatif terhadap seluruh rangkaian kegiatan pemilu khususnya di daerah yang tingkat partisipasi memilihnya masih rendah. (*)