Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Penggunting Kiswah Kabah

Subhanallah, Penjahit Kiswah Menangis di Dekat Nurjannah

Secara serempak seratusan polisi arab siaga mengamankan ketiganya, pusaran Ka'bah steril dari jamaah kecuali Bahriani, Nur Jannah, dan Purnama

Editor: Thamzil Thahir
zoom-inlihat foto Subhanallah, Penjahit Kiswah Menangis di Dekat Nurjannah
dok tribun-Timur/fb
Tribun Timur Edisi Senin (3/3/2014) berita pertama soal kasus pencurian Kiswah Kabah di media Indonesia.

BAHRIANI, pemandu jamaah umrah Alfi Tour kaget berat mengetahui ulah Nurjannah Binti Amin Sadjo. Ia juga panik lantaran polisi Arab penjaga Ka'bah melihat Nurjannah menggunting Kiswah.
Seketika itupun penjaga ka'bah yang mengenakan pakaian putih (intel) langsung bereaksi.

"Polisi langsung menangkap Nur Jannah, gunting dan kiswah yang digunting diangkat sebagai barang bukti. Kiswah ka'bah kelihatan lobang tengahnya,

Astagafirullah, polisi langsung kosongkan sekitar ka'bah, mereka kelilingi, semua polisi tunjuk-tunjuk, subhanallah, datang semua polisi. Hanya kami bertiga di hijr ismail ditahan di situ, di suruh duduk," tutur Bahriani.

Secara serempak seratusan polisi arab siaga mengamankan ketiganya, pusaran Ka'bah steril dari jamaah kecuali Bahriani, Nur Jannah, dan Purnama.

"Astagafirullah, dikosongkanmi ka'bah, bertiga ka dalam Hijr Ismail, kami seperti tamu raja di situ ditahan. Kami ambil kesempatanmi salat. Nah sementara salat, di tengah itu,

Kuasa Allah barusannya datang penjahit kiswah, sekitar 100 polisi Arab yang kawal, penjahit ini dibukakan jalan oileh 100 surtah. Ada yang berseragam dan tidak.

Bahraeni menggambarkan, akses jalan itu berupa pagar hidup. "Subhananlah, Mulai dari pintu 1 (King Abdul Aziz Gate) sampai Hijr Ismail polisi berbaris memberi jalan ke tukang jahit Ka'bah itu."

Dijahitlah itu kiswah ka'bah yang lobang di tengah, seperti malaikat itu penjahit, ucapkan subhanallah, la ilaha illallah menetes air matanya penjahit, polisi juga dan semua orang yang melihat kiswah menangis," kisah bahraini yang mengfaku sudah belasan kali menginjakkan kaki di Tanah Suci ini.

Di sela itu polisi menyemprot kiswah dengan harum-haruman hingga ketiga jamaah Indonesia ini juga disemprot. "Baunya seperti yang ada di Hajar Aswad."

Bahriani mengaku merinding menyaksikan si penjahit kiswah dengan postur tubuh seusia anak kelas enam sekolah dasar di Indonesia meski usia penjahit itu diperkirakan kepala lima puluhan.

"Ini orangnya kecil, matanya sipit, kulitnya putih tangannya pendek. Lalu dia duduk menjahit padahal lobang yang dijahit itu berada setinggi dada. Masak tangannya bisa sampai, subhanallah, nausap itu lobang, langsung hilang, tidak ada bekas guntingan. Seperti malaikat itu penjahit kiswah Ka'bah," ungkapnya dengan decak kagum.

Tukang Sapu
Saat ditahan di Hijr Ismail, Bahriani, Nur Jannah dan Purnama, didatangi tukang bersih ka'bah, orang Jawa Madura," katanya, kenapa bisa?, barusannya ada jamaah begini, Ka'bah ini Bu, ini mencemarkan Indonesia," Bahrianii mengutip perkataan si tukang sapu.

Tidak lama kemudian, polisi perempuan arab datang menyeret sekaligus membawa Nur Jannah ke sel tahanan pos Indonesia. Bahriani dan Purnama pun mengikuti rekannya itu.

"Kami ikut dari belakang bahkan sampai di sel Indonesia. Pokoknya saya masuk, tidak pernah lepas Nurjannah. Saya sempat salat magrib di sel sama-sama. Ibu Jannah tidak terlihat takut atau menangis. Seperti tidak ada masalah. Itu kami heran juga," katanya.

Menurutnya, suami (Nurjannah) tidak tahu jika istrinya ditahan atas kasus mengejutkan itu. Suami Nur Jannah sebagai mahram umrah sakit, demam, terbaring di Hotel Biar Busrah, Jl Ajiatdillah, dekat Pondok Syuhada. (ilham mengenre/zil)

Sumber: Tribun Timur
Tags
Nurjannah
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved