Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pelajar Dikeluarkan karena Rusak Plafon

Rusak Plafon Sekolah, Empat Siswa SMAN 1 Bajeng Gowa Dikeluarkan

Kejadian pengrusakan plafon terjadi Desember 2013 lalu.

Penulis: Waode Nurmin | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/WA ODE NURMIN
Plafon ruang kelas di SMAN 1 Bajeng, Kabupaten Gowa yang dirusak 

SUNGGUMINASA,TRIBUN-TIMUR.COM- Empat siswa asal SMAN 1 Bajeng, Kabupaten Gowa dikeluarkan dari sekolah karena merusak plafon ruang kelasnya. Keempatnya yakni Wahyu Ade Wijaya (16), Muh. Ardiansyah (16), Ardi Setiawan (16), dan Taufik Hidayatullah (16). Mereka merupaka siswa XI IPS 2.

Saat tribun-timur.com menemui salah seorang siswa yang dikeluarkan, Wahyu dikediamannya Jl Poros Limbung, Senin (3/2/2014), tampak Wahyu terlihat tak bersemangat. Hanya ibunya, Hasnia yang banyak memberikan keterangan.

Kejadian pengrusakan plafon terjadi Desember 2013 lalu. Sebelum mid semester dilaksanakan. Saat itu kelas Wahyu yang sejajar dengan ruang BP guru sedang kosong. Tak ada satu mata pelajaran pun masuk. Wahyu dkk kemudian merusak plafon kelasnya dengan menendangkan bola. Plafon depan kelas juga menjadi sasaran delapan siswa.

Yang disayangkan Hasnia, hanya empat yang dikelaurkan pihak sekolah padahal pelakunya delapan orang, "termasuk juga itu Wahidin dan Nur Cholis. Duanya itu saya lupa. Tapi keduanya tidak dikeluarkan. Padahal yang paling parah merusak itu Nur Cholis," ujar Hasnia.

Kejadian pengrusakan tersebut terungkap dari seorang siswi dari kelas sebelah yang merekam aksi mereka dengan handphone, lalu diperlihatkan kepada pihak guru.

Hasnia pun sudah beberapa kali menemui kepsek untuk minta diberikan kesempatan. Namun hingga setelah mid semester selesai, Wahyu kemudian diberikan surat dikeluarkan dari sekolah.

Sebulan tidak bersekolah membuat remaja kurus tersebut depresi. Bahkan menurut Hasnia anaknya itu sering berteriak didalam kamar. "Biasanya kalau sudah habis antar adeknya sekolah dia balik kerumah. Masuk dalam kamar saja. Kadang juga dia berteriak-teriak. Saya sampai pusing juga lihat dia tidak sekolah," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Hasnia juga mengaku pusing dengan beberapa sekolah yang dia datangi untuk mendaftarkan Wahyu.  Namun dari beberapa sekolah yang didaftarkan, seperti SMAN 1 Bajeng Barat, SMAN 1 Bontonompo, dan SMA Muhammadiyah Limbung, tidak ada satupun sekolah yang terima. Dengan alasan tidak ada bangku kosong.

"Saya jadi tidak tau mau bagaimana. Mana bapaknya kerja di Palopo sana. Saya pusing pikirkan dia sendiri disini," tambahnya.

Pihak sekolah, melalui Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 1 Bajeng, Usman yang ditemui di sekolah membenarkan hal tersebut. "Saya sudah dapat telpon dari kepala sekolah untuk mewakilkan keterangannya. Mereka dikeluarkan sudah dari tahun lalu. Ini karena kelakuan mereka. Merusak plafon. Tapi kalau terkait alasannya langsung saja tanya kepada kepsek," papar Usman yang juga mengatakan Kepsek sedang mengikuti rapat di Diknas Kabupaten.

Sekarang keempat siswa tersebut hanya satu yang sekolah. Yakni Ardiansyah. Dia bersekolah di SMAN 1 Palangga tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan Muh. Ardi Setiawan dan Wahyu sampai saat ini belum bersekolah. Taufik Hidayatullah pindah ke Jawa mengikuti orangtuanya.(*)

Tags
Gowa
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved