Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anak Smansa Datangkan Artis Rp 850 Juta

Sumbang Rp 5 Juta di Pensi Smansa, Eh Harus Beli Tiket Dewa19

Bendahara kita saja sekke', kita memang butuh orang yang seperti itu, tidak gampang keluarkan uang..

Penulis: Andi Chaerul Fadli | Editor: Thamzil Thahir
zoom-inlihat foto Sumbang Rp 5 Juta di Pensi Smansa, Eh Harus Beli Tiket Dewa19
dok tribun-Timur/sanovra JR
PENSI - Tiga panitia inti Pensi 2014 Smansa, Dhimas Darmadi (wakil ketua), Helmy Zaki (manager perlengkapana) dan Andi Cakrawala Santoso (Ketua Panitia) di kantor redaksi Tribun Timur, Makassar, Jumat (24/1/2014). Merka akan mendatangkan band Dewa19 dan Ari Lasso ke sekolah mereka.

MAKASSAR, TRIBUN --  Gigihlah meraih mimpi. Jika ada tabungan angkatan terbesar dan terlama dikumpul, mungkin Smansa Angkatan 2014 inilah yang sejauh ini sukses.

Hingga saat ini, pentas seni (pensi) Smansa 2014 Makassaryang akan menggelar konser Reuni Dewa19 dengan Ari Lasso ini yang digadang-gadang akan berlangsung istimewa itu tak melibatkan pihak ketiga sama sekali.

"Kami tidak menggunakan event organizer manapun. Kami andalkan diri kami sendiri dan solidaritas angkatan kami," jelas Dhimas Darmadi, Wakil Ketua Pensi 2014 Smansa dan Helmy Zaki, Manager Keuangan pensi kepada Tribun, Jumat (24/1/2014)  

Kepanitian terbentuk sejak mereka masih menjadi siswa baru. Tak sembarang yang bisa menjadi panitia dalam kegiatan ini.

Contohnya saja untuk seorang pemikir, Dhimas ditempatkan di posisi wakil ketua. sedangkan Cakra yang dianggap mampu mengambil keputusan, didaulat sebagai leader dalam acara akbar nanti.

"Bendahara kita saja sekke', kita memang butuh orang yang seperti itu, tidak gampang keluarkan uang, dan kalau uang mau keluar harus izin dari ketua, dan wakil ketua, " seloroh Cakra bersama wartawan.

Namun, hal paling mendasar bagi mereka, solidaritas.
Hal tersebut menjadi komitmen awal mereka membangun langkah-langkah strategis dalam membuat sejarah baru untuk ukuran anak SMA di Indonesia.

Dana yang berhasil digalang memang berasal dari siswa, tapi bukan berarti angkatan 2014 memiliki hak eksklusif. Kembali ke dasar kegiatan, komitmen menjadi acuan mereka sejak 2011 lalu.

Untuk memasuki venue, penonton diwajibkan membeli tiket. Itu sudah menjadi aturan untuk semua pengunjung pensi nantinya.

Tak terkecuali kerabat yang doyan "nebeng", Keluarga panitia pun demikian. "Bapak saya saja sudah menyumbang Rp 5 juta. Besarlah untuk ukuran siswa seperti kami, tapi ketika mau menonton nanti tetap harus beli tiket. Menyumbang yang ikhlas, kalau mau nonton bayar. Masak mau memnonton mimpi kami dengan gratis, sedangkan kami bekerja sambil belajar, dan uang jajan kami cippe selama tiga tahun," kata Dhimas sambil terkekeh-kekeh.(andi chaerul fadli)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved