CITIZEN REPORTER
UNM Bersiap Buka Kampus di Pangkep
SAYA tergesa-gesa memasuki ruangan kantor bupati setelah beberapa menit sebelumnya sebuah telepon dari Pembimbing KKN
Penulis: CitizenReporter | Editor: Muh. Taufik
Imam Rahmanto,
Mahasiswa KKN UNM,
melaporkan dari Pangkep
SAYA tergesa-gesa memasuki ruangan kantor bupati setelah beberapa menit sebelumnya sebuah telepon dari Pembimbing KKN mengingatkan saya untuk menyegerakan diri menuju kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkep. Karena keasyikan mengajar, selaku mahasiswa yang menjalankan program KKN-PPL di tanah “seribu pulau’ ini, saya jadi lupa untuk mewakili koordinator dalam mengikuti Supervisi KKN yang dihadiri oleh rektor UNM beserta petinggi-petinggi UNM lainnya, khususnya pengelola program KKN ini sendiri.
Di depan pintu, saya sudah bertemu dengan beberapa teman-teman KKN lainnya yang berpakaian orange, identitas almamater kampus UNM. Tak hanya mereka, seluruh pejabat-pejabat teras kampus saya pun mengenakan jaket serupa. Yah, inilah yang mencirikan bahwa kami dari kampus Universitas Negeri Makassar. Kampus Orange, begitulah sebutan kami.
Memasuki ruangan Pola, sudah banyak berkumpul para aparatur-aparatur pemerintah daerah. Tampak jelas dari pakaian-pakaian safari yang dikenakannya. Sebagian dari mereka sudah duduk menempati posisi masing-masing, sembari menanti kedatangan wakil bupati dan rektor UNM beserta rombongannya memasuki ruangan yang mampu menampung hingga 100-an orang itu. Meja panjang berbentuk melingkar di tengah ruangan sudah siap terisi bagi para petinggi yang akan mengiringi kedatangan rektor dan wakil bupati Pangkep.
Tak berapa lama, rektor beserta rombongannya diikuti oleh wakil bupati Pangkep sudah memasuki ruangan. Nampak beberapa petinggi kampus yang saya kenali satu-per satu. Saya merasa beruntung bisa menjadi salah satu anggota lembaga jurnalistik di kampus UNM, yang akhirnya membawa saya untuk mengenali satu demi satu para petinggi kampus itu. Yah, kebiasaan mewawancarai mereka sudah menjadi “makanan” saya sehari-hari.
Acara silaturahmi yang menghadirkan para petinggi UNM itu merupakan rangkaian dari Supervisi KKN yang dilakukan oleh rektor UNM dalam rangka melakukan observasi kepada mahasiswa-mahasiswa KKN yang sementara menjalankan tugasnya di Kabupaten Pangkep. “Kami merasa tersanjung atas pilihan yang dijatuhkan kepada Pangkep sebagai lokasi kunjungan Supervisi Pak Rektor UNM,” ungkap Wakil Bupati Pangkep, Abdurrahman Assegaf mengawali sambutan dalam silaturahmi tersebut.
Ia pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN UNM yang telah banyak membantu pengembangan kemasyarakatan di wilayah tugas masing-masing. Ia sendiri mengaku sangat bangga dengan perkembangan yang disaksikannya sendiri di beberapa wilayah yang sempat dikunjunginya.
Sementara itu, Rektor UNM, Arismunandar sedikit melaporkan beberapa wilayah yang menjadi lokasi kerja KKN Reguler dan KKN-PPL Terpadu mahasiswa UNM. Di samping itu, ia juga membahas tentang kemungkinan kerja sama antara Kabupaten Pangkep dengan Universitas Negeri Makassar dalam hal pembukaan cabang pendidikan. “Di Kecamatan Labakkang, kita sudah punya tanah yang diwakafkan untuk UNM. Jadi, kenapa tidak kita bisa kembangkan alternatif pendidikan di tanah Pangkep ini?” ujarnya.
Usulnya tersebut juga didasarkan atas penambahan mahasiswa di kampus UNM yang sudah tidak sebanding lagi dengan kapasitas ruangan dan jumlah dosen yang mengajar. Apalagi dengan jumlah mahasiswa baru di tahun 2013 ini yang mencapai 6000 orang. “Kita senang dengan semakin banyaknya peminat UNM. Akan tetapi, saya sedih juga melihat jumlah mahasiswanya yang belum berbanding dengan kapasitas ruangan-ruangannya, apalagi dengan adanya penambahan program studi baru,” paparnya.
Usai rektor menyampaikan terima kasihnya pula kepada pemerintah kabupaten Pangkep, tibalah giliran saya untuk melaporkan perkembangan KKN-PPL di Kabupaten Pangkep. Di depan Rektor UNM beserta jajarannya, Ketua LPM, Ketua Pusat KKN, dekan-dekan Fakultas, Kepala BAAK, Kepala BAUK, kepala Biro Perencanaan, saya harus memaksa diri untuk bisa melaporkan tingkat penyelesaian kerja kami yang sudah mencapai 100 persen, meskipun dalam kondisi “pelaporan dadakan”. (*)