Alhamdulillah SPRINDIK KPK "BOCOR"

M. Qasim Mathar
(Anggota Forum Dosen)

Kata "bocor" pada judul di atas diberi tanda kutip karena banyak kalangan menegaskan bahwa sprindik, apalagi draftnya, tidak termasuk jenis rahasia negara. Juga, isi sprindik itu adalah hal yang segera akan disampaikan kepada publik tentang status tersangka Anas Urbaningrum Ketua Umum Partai Demokrat saat itu. Jadi, kalau dikatakan sprindik bocor, rahasia negara apa yang dibocorkan? Kecuali bahwa tampaknya ada orang-orang yang bersemangat mencari "panggung nasional", lalu memanfaatkan soal kecil draft sprindik itu, yang selanjutnya melahirkan kesimpulan Komite Etik KPK yang tidak hanya dinilai berlebihan dan tidak pantas, tapi juga mengganggu integritas KPK.

"Komite Etik sendiri tampak tak nyaman dengan keputusan yang mereka ambil.  Mereka seperti hanya harus menjalankan kewajiban dan hanya itu", kata seorang kawan lewan pesan singkatnya.

"Buat saya", kata kawan itu, "apa yang dilakukan Abraham Samad dan Wiwin justru harus didukung. Kalau untuk membela rakyat, untuk memerangi korupsi,  mengapa kita harus terlalu cerewet dengan prosedur formal." Memang yang cerewet dengan langkah-langkah tegas dan berani dari KPK (baca: Abraham Samad) adalah yang merasa khawatir kalau langkah itu akhirnya melibas juga yang cerewet. Artinya, yang tidak senang (baca: gelisah) terhadap ketegasan dan keberanian Abraham di dalam memimpin KPK, boleh jadi terindikasi dengan mafia korupsi.

Jadi, tidak ada kata lain, kita harus kokoh mendukung pemberantasan korupsi oleh KPK dan jangan (sengaja) diganggu oleh kasus draft sprindik yang sepele itu. Hati-hati "sprindik" mengalihkan perhatian dari pemberantasan korupsi! Untung saja draft sprindik itu "bocor". Kalau tidak, maka sangat mungkin Anas Urbaningrum belum tersangka. (*)